JATIMPOS.CO//MOJOKERTO- Balai Desa Trowulan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, Selasa malam (12/11) dipadati pengunjung yang ingin menyaksikan pagelaran “Gambuh Katresnan Citra Wulan”. Hingga ke jalan raya depan kolam Segaran Trowulan, warga memadati hampir tak ada tempat untuk duduk atau pun berjalan.

Antusias warga karena kisah “Gambuh Katresnan Citra Wulan” sangat menarik dan penuh inspriratif untuk dikenang dan menjadi pelajaran bagi generasi muda. Karena itu lakon sejarah itu digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim bekerjasama dengan Desa Trowulan Kec. Trowulan Mojokerto.

“Di Trowulan ini ada kisah Majapahit yang perlu kita uri-uri (kenang dan hidupkan kembali) menjadi inspirasi perlu diajarkan kepada anak didik kita,” ujar Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono saat membuka pagelaran Gambuh Katresnan Citra Wulan, di depan Balai Desa Trowulan, Selasa malam (12/11).

Kegiatan yang mempunyai histori dan filosofi ini menurut Heru Tjahjono menjadi tanggungjawab terutama budayawan untuk mengajarkan, meluruskan dan menyampaikan kepada generasi anak cucu kita. “Mudah-mudahan acara ini menjadi tetengger bahwa di Trowulan terjadi kejayaan Majapahit,” ujarnya.

Pagelaran ini didukung oleh 5 tampilan dari sejumlah perguruan tinggi, diantaranya adalah Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, ISI Surakarta, ISI Denpasar, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim, Sinarto S.Kar, MM menyatakan pagelaran ini bekerjasama dengan Desa Trowulan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.

“Ada ceritanya Hayam Wuruk dengan Eyang Diah Pitaloka di daerah ini,” ujar Kadisbudpar yang malam itu mengaku sengaja tidak pakai baju batik dan mengenakan kaos bertuliskan “Gambuh Katresnan Citra Wulan”.

Kepala Desa Trowulan Zainul Arifin yang mendampingi Kadisbudpar Jatim mengaku senang daerahnya ditempati pagelaran budaya tersebut. Kisah Hayam Wuruk dengan Eyang Diah Pitaloka.

“Saya yakin pertunjukan ini akan sangat fantastis. Yang jelas Disbudpar Jatim terus memperhatikan wilayah Trowulan ini. Karena itu kami sebagai Kades mengucapkan terimakasih kepada Kadisbudpar Sinarto yang berkenan menyelenggarakan acara ini,” ujarnya.

Kisah “Gambuh Katresnan Citra Wulan” pada tampilan awal. Naskah, Sutradara : Hari Lentho. Pengkisah Biksuni Gayatri : Sha Ine Febriyanti dan Penata musik : Setyaji. Produksi : Jati Swara dan Sanggar Baladewa Surabaya.
Ini mengisahkan upacara pengantin dua ruh, antara Hayam Wuruk dan Dyah Ayu Pitaloka Citraresmi dalam nirwana bahagia. Sebuah cita-cita anak negeri guna mempersatukan cinta mereka, sebagai simbol keharmonisan keluarga Nusantara. (nam)