JATIMPOS.CO/PAMEKASAN - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur menggelar belajar bersama di Museum Umum Mandhilaras, Utara Monumen Arek Lancor, Pamekasan, Kamis (29/9/2022).
Belajar bersama dengan tema "Museum; Masa lalu untuk masa depan" diikuti 250 guru. Meliputi guru sekolah dasar (SD), guru SMP, SMA dan SMK. Selain itu, acara itu diikuti oleh tokoh masyarakat, pemerhati benda-benda kuno dan cagar budaya di kabupaten Pamekasan.
Pantauan di lokasi, acara yang diiringi dengan tari Pamekasan Hebat dari Sanggar Malate Pote berkolaborasi dengan Tim Krawitan itu tampak dibuka langsung oleh Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam.
Bupati Baddrut Tamam mengatakan, bahwa tugas guru yaitu menemukan cita-cita dan membangkitkan keinginan siswa. Sebab, jika siswa belum punya keinginan dan cita-cita maka cara mendidiknya butuh tenaga, strategi dan pemikiran yang ekstra ordinary.
"Karena kalau tidak punya keinginan, maka tidak akan semangat dalam mempelajari pelajaran itu, apalagi di pelajaran sejarah yang merupakan mata pelajaran atau pendidikan masa lalu," kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dalam sambutannya.
Menurutnya, jika guru tidak mampu menumbuhkan semangat belajar baik pelajaran sejarah, maka diajarkan seperti apapun akan terasa sulit.
"Karenanya dibeberapa kesempatan saya mengatakan seperti ini, jangan bermain-main dalam urusan pendidikan. Kalau main-main di pendidikan maka siswanya nanti menjadi generasi main-main, kalau sudah menjadi generasi main-main akan mengisi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan akan main-main," ujar Bupati yang akrab disapa Mas Tamam.
Terpisah, Kepala Disdikbud Pamekasan, Akhmad Zaini merasa bersyukur karena dalam perkembangan tahun terakhir kunjungan museum pada tahun 2022 mulai Januari sampai dengan bulan September 2022 sebanyak 1.593. Museum ini, kata Zaini sapaan akrabnya, dibuka mulai hari Senin sampai hari Minggu.
"Jadi walaupun hari minggu kita tetap buka," kata Kepala Disdikbud Pamekasan Akhmad Zaini.
Tujuannya, tambah Zaini yaitu untuk menumbuhkan rasa cinta generasi muda terutama para pelajar di wilayah Bumi Gerbang Salam. Menurutnya, kecintaan terhadap tanah air dan bangsa perlu ditumbuh kembangkan dengan cara bernostalgia, melihat benda-benda yang ditinggalkan oleh para pendahulu.
"Selain itu untuk memberikan kesadaran masyarakat Pamekasan khususnya guru dan pelajar untuk melestarikan peninggalan sejarah yang ada di museum mandhilaras," paparnya.
Lebih lanjut, dia berharap Belajar Bersama di Museum Umum Mandhilaras tersebut bisa menumbuhkan cinta terhadap sejarah bangsa masa lalu, melalui benda-benda yang ditinggalkan untuk kecintaan bangsa dan negara Indonesia pada saat ini dan di masa yang akan datang.
"Mudah-mudahan dengan acara ini koleksi museum akan bertambah dengan beberapa kesadaran masyarakat untuk menyerahkan benda-benda bersejarah yang masih sebagian tercecer di beberapa tempat yang masih menjadi kekuasaan secara pribadi," pungkasnya. (did)