JATIMPOS.CO/KABUPATEN MOJOKERTO - Sekolah Dasar Negeri (SDN) Watesnegoro 2 Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Selasa (11/10/2022).
Kegiatan Maulid Nabi yang mengambil tema “Meneladani akhlaq Rosululloh sebagai bekal pribadi yang luhur” ini berlangsung sejak pukul 7.00 WIB pagi. Para jamaah yang terdiri dari siswa, dewan guru, dan paguyuban komite sekolah.
Kegiatan diawali dengan menampilkan berbagai kreatifitas dan ketrampilan siswa - siswi SDN Watesnegoro 2. Diantaranya, menari diiringi musik islami, hafalan surat pendek, pembacaan pidato, pembacaan puisi serta membaca sholawat Nabi yang diikuti semua peserta sambil posisi berdiri.
Kepala Sekolah SDN Watesnegoro2 Suparto, S.Pd, menyampaikan tema yang diangkat melalui peringatan Maulid ini sejalan dengan misi sekolah untuk menyiapkan anak didik yang berprestasi dan meneladani perilaku Nabi Muhammad SAW. “Kami ingin menanamkan pada seluruh siswa agar mencintai Rasulullah SAW dan siswa supaya tahu sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang merupakan junjungan sebagai panutan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Lanjut dikatakan Kasek SDN, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini rutin digelar tiap tahun, dan terhenti karena pandemi Covid-19. Sebelum adanya wabah Covid-19, kegiatan Maulid Nabi diisi dengan perlombaan bernuansa keagamaan sehingga tampak meriah. ”Saat ini pembelajaran tatap muka sudah diperbolehkan, boleh dibilang normal, makanya kami gelar peringatan Maulid Nabi agar anak didik beraklahkul karimah sesuai ajarannya.
Sementara itu, KH. Afan Faizin M.Pd dalam ceramahnya mengatakan, peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW atau Maulid adalah salah satu peringatan hari besar agama Islam yang dirayakan oleh setiap umat Muslim di seluruh dunia. “Nabi Muhammad SAW adalah sosok panutan sekaligus tauladan yang membimbing umat Islam,“ jelasnya.
Masih kata KH. Afan Faizin dalam tausiyahnya, menerangkan seseorang itu kalau mencitai sesuatu secara otomatis lisannya selalu ingat dan terus membaca atau memanggil yang dicintai. “Kalau kita mencintai Alloh SWT kita senantiasa berdzikir, mengingat pada Alloh SWT. Dan kalau kita mencintai Nabi Muhammad SAW, kita senantiasa harus sering membaca Sholawat Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.
Penceramah yang juga Dosen Unitomo Surabaya ini, berpesan pada dewan guru dan perwakilan wali murid agar tingkatkan pengawasan terhadap anaknya, banyak kejadian anak anak di Kota besar yang kena cuci otak oleh sekelompok orang yang berkedok Bimbingan Belajar. Bahkan ada berkedok rumah tahfidz dengan slogan gratis, padahal mereka bertujuan menanamkan anak tersebut agar tidak patuh terhadap orang tuanya, dan tidak mempercayai ideologi Pancasila.
”Kalau panjenengan dalam menitipkan ngaji putra putrinya ke TPQ, harus dilihat silsilah gurunya, perilakunya gimana, sanad keilmuannya. Kalau menitipkan ke Bimbingan Belajar harus dilihat track record guru pembimbing, asal usul guru pembimbing agar putra panjenengan tidak terkontaminasi dengan faham radikalisme yang tidak percayai ideologi Pancasila,” ujarnya.
Afan Faizin yang juga ketua MWCNU Pungging ini menerangkan, ketika meninggalnya Khalifah Umar Bin Khottob, sayidina Ali Bin Abi Thalib berdoa pada Alloh SWT agar diberi pendengaran yang bisa dengarkan percakapan dalam alam kubur, untuk membuktikan Sikap Umar Bin Khottob ketika menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, ternyata Umar Bin Khottob ketika ditanya Malaikat Munkar menjawab kalau ia merupakan sahabat dekat Kekasih Alloh SWT yaitu Nabi Muhammad SAW. Akhirnya ia selamat dan tidak berurusan dengan Malaikat yang bertugas memberi pertanyaan di alam kubur.
“Saya sebagai orang NU gandolan sarung Mbah Yai Hasyim Asy' ari (Pendiri NU) supaya selamat dunia akhirat, serta nasab keilmuan Syech Hasyim Asy'ari sampai pada Nabi Muhammad SAW,” tukas Abah Afan. (din)