JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Buntut persoalan dualisme pimpinan di Universitas Islam Lamongan (Unisla), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unisla mengancam bakal melakukan aksi mogok ngampus.
Ancaman itu disampaikan Ketua BEM, Chelvin Akbar Putra Mandala menyikapi adanya dualisme kepemimpinan di Unisla yang belakangan makin meruncing.
"Kami menyatakan mosi tak percaya kepada birokrasi Unisla, karena masalah tak kunjung diselesaikan dalam waktu batas yang kami berikan sebelumnya," ungkapnya seusai menggelar aksi di depan Unisla Lamongan, Rabu (24/5/2023).
Pada aksi lanjutan ini, mahasiswa tetap membawa sejumlah tuntutannya diantaranya menolak dualisme pimpinan, mengecam adanya intimidasi ke mahasiswa, kepastian jadwal akademik, kejelasan pembayaran administrasi, transparansi dana pengembalian KIP.
"Kemudian kami akan melakukan aksi kosongkan kelas bila tidak ada kejelasan dari internal maupun kekeluargaan dari pihak yang berseteru dalam 7x24 jam," ungkap Chelvin.
Ketua BEM juga menyebut jika civitas Unisla melakukan intimidasi dan mengancam kepada mahasiswa. Seperti, ungkap Chelvin, perihal nilai mahasiswa dan memfitnah mahasiswa melakukan aksi demo yang dilakukan merupakan titipan dari salah satu kubu.
"Dari kegiatan penyampaian aspirasi di selewengkan bila aksi mahasiswa ini ditunggangi salah satu kubu padahal mahasiswa tidak ada keberpihakan," kata Chelvin. (bis)