JATIMPOS.CO/KABUPATEN MOJOKERTO -  Ratusan guru swasta dari jenjang SD, SMP, SMA di Kabupaten Mojokerto mengikuti acara Sarasehan Pendidikan Implementasi  Kurikulum Merdeka bersama Anggota Komisi X DPR RI, Prof. Zainudin Maliki, di Den Bei Resto & Cafe Family, Desa Kembangringgit Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto, Sabtu ( 27/7/2024) siang.

Pada acara Sarasehan Pendidikan Implementasi  Kurikulum Merdeka tersebut, Anggota Komisi X DPR RI, Prof. Zainudin Maliki, menggadeng salah satu tokoh pendidikan nasional yakni pendiri dan pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, Prof. Dr. KH. Asep Saifudin Chalim MA.

Kiai Asep panggilan akrab Prof. Dr. KH. Asep Saifudin Chalim MA, di acara sarasehan itu mengajak  lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya di Mojokerto untuk maju. Dia beralasan jika sekolah maju kualitas pendidikan maupun prestasinya dipastikan murid  berbondong – bondong untuk daftar belajar di sekolah tersebut.

"Di lembaga sekolah milik kami Amanatul Ummah itu  setiap tahun ajaran baru muridnya 3 ribu, yang jenjang MA/SMA  ada 2 ribu siswa, sedangkan jenjang MTs/SMP itu jumlah murid seribu siswa, kenapa Amanatul Ummah  diminati siswa, karena berkualitas,“ kata Kiai Asep.

Menurut Kiai Milliader yang gemar sedekah ini, juga membuka diri terhadap lembaga pendidikan yang ada di Mojokerto jika ingin melakukan study banding. “Kita terbuka fasilitasi study banding untuk  lembaga sekolah lain yang ingin maju,  karena bersodakoh ilmu sangat baik,  barang siapa sodakoh ilmu, maka ditambahkan oleh ilmu yang belum ia ketahui,” jelasnya.

Kiai Asep juga mengatakan, tak  peduli terhadap kurikulum berganti – ganti. Baginya  yang penting adalah muatan keilmuan yang tuntas ditransfer ke murid, sehingga murid itu kompetatif. "Jadinya tinggal dimotivasi gurunya, diterapkan system untuk  tranfer ilmu ke murid, membuat kembaga pendidikan amanatul ummah unggul dan raih banyak prestasi,“ ujarnya.

Putra dari pahlawan nasional KH. Abdul Chalim ini berharap acara sarasehan ini bisa membuat guru guru semakin berkualitas, sekolah -sekolah  madrasah semakin berkualitas, karena sekolah sangat tergantung terhadap kualitas pendidikan. “Saya harap guru guru terus meningkatkan kualitas keilmuan, dan bisa memajukan kualitas pendidikan di sekolah," harapnya.

Sementara itu, anggota DPR RI Komisi X , Zainudin Maliki mengatakan, komisi X DPR RI memiliki program kemitraan  dengan Kemendiknas, intinya untuk peningkatan keahlian (in up skilling)  supaya guru guru berkualitas, seperti pada kembaga pendidikan Amanatul Ummah milik Prof. KH. Asep Saifudin Chalim.

"Awal pendirian semula muridnya hanya 48 siswa, kalau sekarang muridnya mencapai 14 ribu, hal itu dimulai dari kualitas guru," ujarnya.

Pad tahun ajaran baru ini Lembaga Amanatul Ummah ada 40 lulusan jenjang SMA/MA, siswanya diterima fakultas kedokteran, ada 200 siswa kuliah di luar negeri, dan 600 siswa diterima PTN, ini suatu yang luar biasa, (ekstra ordinery) dan kuncinya terletak pada kualitas guru. "Jadi  kemitraan komisi X DPR RI dan Kemendiknas itu arahkan untuk naikkan kompetensi, profesionalnya, pedagogisnya, sosial dan personal,” tuturnya.

Politisi PAN ini juga mengungkapkan sarasehan menggandeng Kiai Asep pemilik lembaga pendidikan Amanatul Ummah, alasannya karena Kiai Asep punya pengalaman yang bisa dijadikan fortofolio, bagaimana memajukan pendidikan di Indonesia.

"Karena kita masih ketinggalan dengan negara tetangga, Malaysia. Kalau di Indonesia Perguruan Tinggi yang maju itu UI, ITB, UGM, sedangkan Malaysia punya 5 Perguruan Tinggi kualitas diatas UI, ITB, UGM. Jadi ini semua untuk mengejar ketertinggalan ya malalui kualitas pendidikan yang arahnya jelas, nantinya melahirkan manusia unggul yang bisa mendorong kemajuan pendidikan, budaya peradaban, ekonomi, “ terangnya.

Pada kesempatan itu, Zainudin Maliki mengungkapkan, prinsip pendidikan itu yang berangkat dari minat, bakat dan watak siswa, cuma problemnya, untuk mengetahui minat bakat, tak mudah membalikkan tangan, apalagi usia SMA, merupakan pancaroba, cenderung berubah – ubah.

Dia juga mengungkapkan, pendidikan perlu ada rumusan jelas, visi jelas, ingin berikan vokasi atau menyiapkan mereka akademisi, kalau akademisi jangan di fak jurusan - jurusan sejak awal.

"Kalau vokasi, siswa disiapkan sejak dini, sehingga setelah lulus SMK, siswa  siap kerja, bukan mencari kerja, tapi ciptakan lapangan kerja, tapi untuk sekarang ini siswa lulusan SMK hanya bisa mencari kerja," pungkasnya. (din).