JATIMPOS.CO/NGANJUK- Pada Selasa (1/7), peserta KKN Literasi ITS dan para dosen pendamping lapangan untuk wilayah Kabupaten Nganjuk diterima dengan hangat oleh Bupati Nganjuk, Dr. Drs. H. Marhaen Djumadi, S.E., S.H., M.M., M.B.A., setelah acara tuntas pada siang harinya secara berkelompok peserta KKN dan dosen pendamping lapangan bergerak menuju ke 14 desa masing-masing yang telah ditentukan.
Kegiatan ini berupaya memberdayakan keberadaan perpustakaan desa dan Taman Baca Masyarakat (TBM) serta mendorong budaya pembiasaan masyarakat terhadap aktivitas membaca, yang nantinya akan menjadi penggerak untuk menumbuhkan minat baca sejak dini.
Seperti disampaikan oleh Prof. Dr. Nurul Jadid, S.Si, M.Sc., Kepala Subdirektorat Pengabdian kepada Masyarakat ITS pada acara Pembekalan Mahasiswa KKN di Auditorium Gedung Pascasarjana ITS, Selasa (24/6) bahwa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sangat mendukung upaya itu melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi yang dilaksanakan selama 40 hari mulai tanggal 1 Juli - 10 Agustus 2025. KKN Tematik Literasi merupakan program pengabdian masyarakat yang berfokus pada peningkatan budaya literasi melalui pendampingan di perpustakaan desa atau Taman Baca Masyarakat.
Mahasiswa KKN Literasi ITS memberikan bimbingan dan pendampingan pada warga di lokasi KKN Nganjuk
---------------------------
Program yang diusung oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRPM) ITS ini diikuti oleh 241 mahasiswa dan 41 dosen pendamping lapangan dengan konsentrasi pada 22 titik kawasan yang tersebar dalam 14 desa di Kabupaten Nganjuk dan sisanya di Kabupaten Gresik.
Salah satu tim peserta KKN yang berjumlah 11 mahasiswa dan 5 dosen pendamping lapangan melakukan pegabdiannya di perpustakaan Jati rejo Kelurahan Jatirejo, mereka melakukan kegiatan literasi berkonsep mengembangkan literasi keluarga hingga terintegrasi dengan perpustakaan desa dan sekolah.
Kegiatan posyandu yang secara rutin dilaksanakan masyarakat Kelurahan Jatirejo menjadi sarana mahasiswa dan dosen untuk mengenalkan kembali kepada para ibu untuk memulai pembiasaan membacakan buku sejak dini kepada balita mereka. Penyadaran dilakukan sebagai upaya menjawab keresahan orang tua sering kali mengeluhkan anak mereka yang menurun motivasi belajarnya akibat kesenangan berlebihan terhadap permainan dan tontonan dari ponsel mereka.
Hal itu, menjadi salah satu sarana untuk memotong generasi gadget dengan cara mengenalkan pada anak usia balita dan pra sekolah akan kecintaan membaca buku. Membacakan buku menjadi media bagi ibu dan anak untuk membangun interaksi aktif, kelak akan berdampak pada pengembangan kemampuan komunikasi anak agar anak dapat menyampaikan pendapat secara lisan dengan bahasa yang baik sehingga mudah dimengerti ketika berkomunikasi, sebuah ketrampilan pengembangan pribadi yang mulai langka sekarang ini.
Selain itu, ada proses di bawah alam sadar seorang anak yang mendengarkan bacaan ibunya dalam menyerap kosakata yang akan menambah perbendaharaan kosakatanya, kelak di kemudian hari menjadi aset bagi seorang anak ketika memahami ujaran dan tulisan yang menjadi fondasi pengembangan potensi diri.
Selanjutnya, membacakan buku memberikan waktu kepada seorang anak untuk melatih ketahanan fokus, yang dapat mendukung dalam ketahanan belajar dan keberhasilannya di sekolah. Pada kondisi yang sama, anak akan bertumbuh tanpa problem kecanduan pada gadget.
Dengan melibatkan para kader desa, tim KKN melalukan pendekatan dan intervensi untuk menarik keterlibatan masyarakat secara aktif ikut mengelola dan memanfaatkan perpustakaan beserta koleksi buku yang dimiliki bagi kebutuhan sumber belajar keluarga. Tim KKN secara terjadwal mengunjungi keluarga-keluarga yang memiliki balita, juga anak usia pendidikan dini dan dasar. Aktifitas tersebut dilakukan untuk mempraktikkan kegiatan membaca dalam keluarga dan membangun interaksi antar anggota keluarga. Dengan membangun keluarga literat akan menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan literasi sebagai salah satu pilar dalam membangun kehidupan masa depan mereka.
Sebagai keberlanjutan program, tim KKN literasi mengajak para kader desa untuk menggerakkan kelompok membaca ibu-ibu di tingkat Rukun Tetangga. Salah satu RT dipilih untuk menjadi role model bagi warga desa yang lain. Keterlibatan kader menjadi sangat penting, peran sukarelawan bagi mereka akan menjadi pendorong dan penguatan keberlanjutan aktifitas literasi dalam keluarga.
Sehingga buku-buku di perpustakaan kelurahan dapat dimanfaatkan oleh Masyarakat secara maksimal. Pemanfaatan perpustakaan desa sebagai pusat kegiatan literasi oleh masyarakat, dengan 1000 buku bantuan Perpustakaan Nasional (PERPUSNAS) yang dalam proses entri ke dalam apiikasi INLISLITE oleh mahasiswa KKN dapat menjadi rich literacy resources bagi pengembangan literasi masyarakat Kelurahan Jatirejo.
Dengan demikian, kegiatan KKN Tematik Literasi ini dapat menumbuhkan masyarakat literat berkelanjutan menuju Sustainable Development Goals (SDGs) poin pengentasan kemiskinan, pendidikan berkualitas, dan pengurangan kesenjangan, ungkap Azharine Purwa Jingga, S.Ds., M.Ars. salah seorang dosen pendamping lapangan ketika mengakhiri sesi wawancara. (zk)