JATIMPOS.CO//SURABAYA- Pada Sabtu-Minggu (19-20 September 2020), menjadi momen di launchinngnya Kampung Pintar Kupang Gunung Timur, Kelurahan Putat Jaya Surabaya. Selama dua hari tim Abmas-KKN ITS memberikan pelatihan pembuatan website dan pengadministarsian konten website kepada remaja Karang Taruna.

Ketua tim abmas dan KKN, Dr. Kartika Nuswantara, M.Pd menyatakan bahwa civitas akademika ITS merasa perlu untuk ikut menjadi bagian warga kota secara kolektif mengurai permasalahan-permasalah sosialnya.

“Dengan kesadaran sebagai bagian kota ini, maka tim abmas ITS ikut melibatkan diri untuk memberikan kontribusi baik dalam bentuk sumbangan material maupun non material sehingga permasalahan sosial yang dihadapai masyarakat kota ini dapat terurai secara tahap demi tahap,” katanya.

Ketua Pusat Kajian Potensi Daerah dan Pengembangan Masyarakat (PDPM) ITS, Dr. Sutikno, M.Si memberikan dukungan penuh kepada tim Abmas-KKN
untuk menjadikan program ini sebagai protitipe yang siap di replika di tempat dan wilayah lain di Surabaya.

Harapannya, bahwa 15 remaja Kampung Kupang Gunung Timur mampu melannjukan dan mengembangkan Pustaka virtual yang telah diinisiasi oleh tim ITS. Tidak hanya remaja, 30 ibu-ibu terlibat dalam acara Talk show tentang menjadi orang tua pendamping anak belajar di rumah.

Juga anak-anak SD dan SMP di wilayah kampung yang berjumlah hamper 25 anak diajak bermain internet sehat sehingga mereka mendapatkan bekal bagaimana internet dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang positif.


Smart Edu Community

Belajar dari keberhasilan kegaitan-kegiatan abmas terdahulu untuk mengembangkan lingkungan literat di dalam masyarakat, tim abmas ITS telah malakukan beberapa upaya konkrit untuk memberikan stimulasi kepada masyarakat untuk mengembangkan lingkungan literat dengan harapan terjadinya penguatan kapasitas masyarakat berpendapatan rendah di lingkungan padat penduduk.

Surabaya dipilih menjadi lokasi abdimas mengingat kota ini sangat potensial mengingat tingginya tingkat kepadatan penduduk serta tingginya permasalahan sosial yang diakibatkan oleh pendapatan rendag dari sebagian masyarakat kota. Salah satu permasalahan yang mengemuka di salah satu wilayah di kota ini adalah wilayah eks lokalisasi Dolly.

Wilayah yang di masa kejayaannya menawarkan berbagai kemudahan untuk mendukung keberlanjutan hidup masyarakat sekitar mendadak surut bersamaan dengan ditutupnya bisnis prostitusi di wilayah ini, Wilayah ini menambahkan peliknya permasalahan yang dihadapi kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia.

Konsep Smart Edu Community terbentuk secara induktif dimana rangkaian panjang sejumlah kegiatan abdimas yang diawali pada tahun 2016 berafiliasi dan membentuk gagasan untuk diciptakannya sebuah masyarakat cerdas teknologi. Literasi menjadi roh yang menghidupi setiap kegiatan sehingga satu kegiatan dengan yang lain terhubung membentuk mata rantai yang bermuara pada pembentukan kapasiatas masyarakat yang Tangguh yang dapat keluar dari rangkaian permasalahan soisal yang dihadapi oleh masayarakat kota padat penduduk dan berpendapatan rendah.

Menurut Kartika Nuswantara, Kampung Literasi ITS menjadi tagline kegiatan tim literasi ITS. Kampung Literasi ITS memperkenalkan ragam keterampilan literasi kepada masyarakat. Kebahasaan sebagai pengetahuan awal untuk menguasai ketrampilan literasi yang lain. Tahun ini, Kupang Gunung Timur, sebuah wilayah perkampungan padat penduduk yang dihuni hampir 270 KK dan pada masa kejayaan Dolly kampung ini menjadi jantung bisnis obat terlarang. Kampung yang kini telah dinyatakan bersih dari segala bentuk dan macam bisnis terlarang ini masih menyisakan persoalan sosial.

Salah satu warga, Rina Mei Yanti yang memiliki kepedulian pada warga kampung tempat tinggalnya menyatakan bahwa anak-anak di wilayah ini memiliki keterbatasan pendamping di bidang Pendidikan karena ketidakmampuan orang tua menyediakan fasilitas yang baik untuk Pendidikan yang baik akibat desakan ekonomi.

Memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut tim Kampung Literasi ITS menawarkan konsep Kampung Pintar yang dibentuk untuk menginisiasi Lingkungan Literat di lingkungan kampung dengan cara memanfaatkan seluruh potensi masyarakat yang ada. Dengan demikian, masyarakat Kampung Pintar ini dipergunakan untuk menciptakan atmosfir belajar bagi seluruh warga kampung untuk memperoleh ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan lingkungannya untuk meningkatkan kapasitas individu sehingga secara bertahap meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat.

Dalam pelaksanaanya, kampung belajar dilakukan dalam 2 tahapan yang meliputi pengkondisian dan pendampingan. Untuk pengkondisian, warga kampung bekerjasama untuk menciptakan suasana kondusif bagi anak-anak untuk belajar. Ruang posyandu milik kampung dialih fungsikan menjadi perpustakaan dan ruang belajar Bersama.

Dilakukan penetapan jam belajar sehingga pada jam tersebut anak-anak tidak melakukan aktifitas selain belajar. Selain dua tahapan tersebut, tim abmas-KKN melakukan program penggalangan donasi buku untuk mengisi sudut literasi di ruang belajar Bersama di Posyandu Anggur Merah. Donasi dilakukan dengan memanfaatkan media sosial (whatsapp, facebook, Instagram) anggota abmas untuk menggalang sumbangan buku.

Selain Pustaka fisik berupa koleksi buku bacaan, tim abmas KKN bermitra dengan PT Telkom Witel Surabaya Selatan untuk memberikan fasilitas internet melalui program PT Telkom, Internet for Kids. Koneksi internet dimanfaatkan oleh tim abmas-KKN untuk menyediakan Pustaka Virtual berbasis we yang dubuat oleh peserta KKN sebagai sumber belajar yang melengkapai koleksi buku di Pustaka fisik yang telah disediakan.

Tahapan berikutnya adalah pendampingan. Pada tahapan ini mahasiswa ITS yang sedang mengambil program KKN dilibatkan dalam program Mahasiswa Mengajar. Mahasiswa secara berkelompok mengunjungi posyandu dan memberikan bimbingan belajar gratis. Selain menyelesaikan permasalahan pelajaran di sekolah, mahasiwa dibekali dengan ketrampilan implementasi Balanced Literasi, atau literasi berimbang. Pendekatan ini yang oleh ITS dipropagandakan oleh ITS untuk membisa dan membiasakan masyarakat untuk membaca. Hal ini dilakukan untuk mendorong berkembangnya kemandirian masyarakat khususnya anak-anak dan remaja untuk menyelesaikan permasalaan belajar. (*)