JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Guna memperkuat adversity quotient mahasiswa muslim dalam menghadapi era disrupsi 5.0, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa Bondowoso gelar Studium General bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di aula setempat, Senin (19/9/2022) malam.

Acara tersebut diikuti oleh seluruh mahasiswa, mahasiswi, dosen STAI At-Taqwa Bondowoso serta Ketua Yayasan At-Taqwa KH. Imam Barmawi Burhan serta undangan lainnya.

Menurutnya, pada dasarnya ruhnya disrupsi 5.0 adalah sinergi dan kolaborasi, namun sepertinya orang itu berputar di digital ekosistem semata dan merupakan sebuah kebutuhan.

"Tetapi ternyata kebutuhan 4.0 dan 5.0 tertinggi adalah kompleks problem solving kedua adalah sosial skill, jadi digital ekosistem menjadi bagian dari yang memang harus kita beradaptasi, tapi jangan lupa, skill yang kita butuhkan adalah kompleks problem solving," katanya.

Ia menambahkan bahwa kemampuan pesantren, perguruan tinggi agama Islam itu disana.

"Cuma kadang-kadang antara 1 dan yang lainnya gak nyekrup, jadi perguruan tinggi agama harus menemukan kendali potensi yang dimilikinya, itu penting," ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa hari ini dunia sedang menghadapi ancaman 3 krisis, yaitu krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan.

"Apa yang sebetulnya bisa dikontribusikan oleh seluruh elemen perguruan tinggi, jadi satu kesatuan harus membangun sinergitas diantara ke dua komoditas, paling tidak di Jawa Timur ini sosial kapitalnya luar biasa," ungkapnya.

Kalau kita bisa bersinergi, bangun dengan baik, kerja dengan baik, kolaborasi dengan baik, ikuti dengan pendekatan spiritualitas yang kita punya, Insya Allah kita bisa melampaui ini semua.

Sementara menurut Wakil Ketua 1 STAI At-Taqwa Bondowoso, Agus Fawaid mengatakan bahwa kehadiran ibu gubernur ke STAI At-Taqwa merupakan pertama kali.

"Alhamdulillah dengan persiapan yang sangat matang, acara ini bisa berlangsung sangat meriah," katanya.

Dengan hadirnya gubernur, kedepan pihaknya bisa bersinergi bersama sama untuk membangun pendidikan khususnya di Bondowoso.

Meskipun kunjungannya merupakan pertama kali, namun perhatian untuk lembaga pendidikan Islam sangat luar biasa.

"Alhamdulillah, mulai 2006 kita dipercaya oleh Pemprov Jatim untuk mengelola beasiswa dalam rangka pengembangan mutu guru Madrasah Diniyah, tentunya ini hal yang sangat luar biasa bisa bersinergi di dunia pendidikan dalam membangun Bondowoso dan Jawa Timur," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa motivasi yang bisa dipetik dalam menghadapi dirupsi 5.0, yakni bagaimana membangun semangat agar kita bisa menghadapi era dirupsi dengan cerdas dan memiliki ketahanan malangan, sehingga bisa bersaing di era global.

"Dimana beliau mengkaitkan teori-teori tersebut dikaitkan dengan konsep keislaman, jadi dalam menghadapi banyak masalah juga bisa diselesaikan dengan dengan istikharah. Makanya kami sangat sepakat, selain skill beliau juga menekankan kepada sholawatan dan yatiman," pungkasnya. (eko)