JATIMPOS.CO/KOTA MADIUN - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kota Madiun resmi dimulai. Guna mengecek kondisi kesehatan siswa - siswi sebelum memulai pembelajaran di kelas mereka pun wajib menjalani rapid tes antigen terlebih dahulu.
Wali Kota Madiun, Maidi mengatakan, tahapan screening ini wajib dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kluster penularan Covid-19 di sekolah.
" Siswa - siswi bisa masuk PTM kalau sudah melalui skrining rapid tes antigen. Kalau tidak melalui rapid antigen tidak bisa masuk pembelajaran di sekolah, " kata Wali Kota Madiun saat melakukan peninjauan ke SDN 01 Kartoharjo (SDN Guntur) dan SDN 05 Madiun Lor (Endrakila), Senin (27/9/2021).
Salah satu siswa SD menjalani rapid antigen sebelum mengikuti PTM terbatas. (ist/kmf).
------------------------------------------------
Sedangkan untuk mencegah terjadinya kluster penularan Covid-19 di sekolah, Wali Kota Madiun menginstruksikan setiap sekolah memiliki fasilitas rapid tes antigen dan mengoptimalkan keberadaan UKS untuk bisa melakukan rapid test antigen secara mandiri dengan bimbingan dari Puskesmas.
" Supaya tidak ada kluster, UKS harus bisa rapid antigen secara mandiri koordinasi dengan sekolah. Kalau ada anak tidak sehat harus di rapid antigen sendiri, artinya jangan sampai anak keluyuran di sekolah, temannya banyak, nulari lainnya," terangnya.
Lebih lanjut dia katakan, PTM terbatas jenjang SD di Kota Madiun tersebut dari total 73 SD negeri dan swasta baru berlangsung di 36 sekolah. PTM tersebut hanya diikuti siswa - siswi kelas 4, 5 dan 6. Sedangkan siswa kelas 1, 2 dan 3 akan mengikuti PTM mulai pekan depan.
Pada PTM terbatas ini, siswa - siswi hanya masuk sekolah dua kali dalam seminggu, yang terbagi dalam dua sesi. Yaitu Senin dan Rabu. Selain wajib menjalani rapid antigen, siswa - siswi PTM juga wajib menerapkan protokol kesehatan di sekolah.
" Selain rapid antigen, siswa - siswi wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti pakai masker dan mencuci tangan sebelum masuk kelas, tentunta hal ini untuk melindungi seluruh warga sekolah dari bahaya covid-19," pungkasnya. (Adv/jum).