JATIMPOS.CO/TRENGGALEK - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan hunian tetap bagi warga terdampak bencana longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Hal ini disampaikan langsung oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa saat meninjau lokasi bencana pada Kamis (22/5/2025).
Bencana longsor yang terjadi pada 19 Mei lalu mengakibatkan enam warga dilaporkan hilang. Hingga saat ini, upaya pencarian masih dilakukan oleh tim gabungan, termasuk dengan bantuan anjing pelacak dari kepolisian.
Khofifah menegaskan bahwa bantuan hunian tidak hanya ditujukan bagi warga yang rumahnya tertimbun, tetapi juga untuk mereka yang tinggal di wilayah rawan dan direkomendasikan untuk direlokasi.
"Saya sampaikan kalau rumah yang terdampak, bukan hanya yang tertimbun, akan tetapi rumah yang terdampak. Di titik mana oleh tim pemkab dianggap aman dan itu dijadikan tempat relokasi misalnya. Maka Pemprov dalam waktu dekat bisa membangun rumahnya," ucap Khofifah.
Ia meminta Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk segera mengidentifikasi titik relokasi yang aman dan sesuai dengan kondisi sosial serta mata pencaharian warga. “Jadi kalau membangun Insya Allah dalam waktu yang cepat kita bisa lakukan. Tetapi kalau lahan, saya minta tolong pemkab melakukan identifikasi di titik mana lahan-lahan itu bisa dijadikan relokasi, supaya aman,” ujar Khofifah.
“Hari ini memang titik-titik relokasi sedang di identifikasi. Supaya berseiring dengan mata pencaharian masyarakat. Kalau mereka mendapatkan titik relokasi tidak terlalu jauh dari tempat mereka mendapatkan mata pencaharian bisa memungkinkan bisa segera dibangun” imbuhnya.
Proses identifikasi lahan relokasi, lanjutnya, memerlukan komunikasi intensif dengan warga terdampak dan masyarakat di sekitar lokasi baru.
Khofifah juga menyebutkan pengalaman serupa saat relokasi di Desa Sumurup, di mana lahan milik Pemprov digunakan setelah dialog dengan warga setempat.
“Tetapi titik mana yang bisa diterima masyarakat itu juga tidak sederhana. Karena dulu ketika membangun di Sumurup juga tidak mudah. Kebetulan ada lahan Pemprov di situ. Ini saya rasa sama, ada pak kades yang akan membantu identifikasi lahan mana yang kira-kira diterima oleh masyarakat. Tanah ini kan sejarah, tanah ini kan riwayat, jadi tidak sederhana memang. Karena memang telah memberikan kehidupan bagi mereka, tiba-tiba kemudian terkena longsor,” jelasnya.
"Mohon doa semuanya, semoga diberikan kemudahan untuk identifikasi warga yang hari ini sedang diupayakan oleh Pak Kapolres untuk dilakukan identifikasi oleh anjing pelacak. Dan Tim Inavis sudah datang untuk melakukan identifikasi melakukan pencarian," tandasnya. (Ard)