JATIMPOS.CO/KABUPATEN JEMBER - Pasca Erupsi Gunung Raung yang terjadi sejak 5 Juni hingga 14 Juni 2025 ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, telah melakukan beberapa upaya.
Mulai mengirimkan tim ke pos pantau Songgon Banyuwangi, mendirikan tiga pos pantau dirumah warga yang paling dekat radiusnya, membagikan masker, biskuit, dan matras diwilayah terdampak abu vulkanik Gunung Raung.
BPBD Kabupaten Jember telah mengeluarkan larangan untuk beraktivitas di radius 3 Kilometer dari Kawah Gunung Raung untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan, dan terus memantau pergerakan aktivitas abu vulkanik dari Gunung Raung.
"Sesuai data yang kami terima bahwa erupsi Gunung Raung kembali terjadi tanggal 15 Juni 2025 pukul 06:28 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.200 m di atas puncak (± 4.532 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah tenggara," kata Kepala BPBD Widodo Julianto, Minggu (15/06/2025).
"Kami menghimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati area kawah atau melakukan aktivitas di radius 3 km dari puncak gunung guna menghindari bahaya gas vulkanik. Masyarakat juga diminta tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum jelas kebenarannya," imbuhnya.
Meski abu vulkanik mulai mereda di wilayah Kecamatan Ledokombo, masyarakat di Kecamatan Silo masih merasakan dampaknya.
Berdasarkan laporan dari pos pantau Gunung Raung, aktivitas vulkanik masih berada di level II dan belum menunjukkan peningkatan status ke level III.
BPBD Kabupaten Jember bersama relawan dan perangkat desa telah mendirikan pos pantau di tiga lokasi, yakni Desa Gunung Malang, Jambearum, dan Ponpes Asy Syifa, Cumedak. (Ari)