JATIMPOS.CO/SUMENEP - Sejumlah mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat (01/10/2021). 

Mereka menuntut kinerja dinas terkait atas pembangunan pasar, diantaranya pasar di Kecamatan Batuan dan Pasar Kangayan Kecamatan Kangean kepualauan. Mahasiswa menilai dari dua pasar tersebut secara fungsi tak sesuai harapan.

Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Peduli Demokrasi Rakyat (GPDR) dalam aksinya menuntut beberapa hal yakni, transparansi anggaran yang digunakan dalam pembangunan pasar, segera memfungsikan pasar dan selesaikan pembangunan pasar yang mandeg.

"Menurut kami ini adalah bentuk kelalian Disperindag. Seperti pasar di kepulauan Kecamatan Kagean disana sudah selesai dibangun akan tetapi disana tidak asa fasilitas pendukung sesuai Permendagri nomor 20 tahun 2012," ujarnya.

Selain itu, pasar Batuan yang sejak 2018 sudah direncanakan pembangunannya namun realisasi tidak ada. "Rencana pembangunan pasar di Batuan sudah lama kami dengar namun disana hanya ada pagar saja," ujarnya.

Meski demikian ia berharap agar Disperindag Sumenep seegera berbenah untuk memaksimalkan pasar modern. Karena urgensi pasar sangat penting demi kelangsungan hidup masyarakat.

Sementara, Kepala Disperindag, Agus Dwi Saputra menyampaikan, anggaran pembangunan pasar di Kecamatan Batuan dianggarkan Rp. 4,5 miliar pada tahun 2019 yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pusat. 

"Karena id paswor dari Kemendagri terlambat dan disini juga ada permasalahan sengketa tanah. Nah akhirnya uang itu kembali ke kas negara. Cuma yang terealisasi hanya pagar dengangan anggaran Rp. 600 juta. Jadi pembangunan pasarnya gagal," terangnya.

Sedangankan pasar Kecamatan Kangean, lanjut Agus, bahwa pasar tersebut dari sisi pembangunannya sudah selesai, tinggal fungsi pemasarannya.

"Pembangunannya selesai, cuma tinggal fungsi pemasarannya. Kendalanya belum ada pedagang yang masuk. Kita sudah mediasi. Kuta juga mibta tolong ke kecamatan dan kepala desa tapi belum bisa," katanya.

Menanggapi tuntutan mahasiswa terkait fasilitas pembangunan yang kurang di pasar Kangean, Agus menyebutkan bahwa sebelumnya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI mencatat ada temuan di proyek pasar Kangean. "Kemarin kita juga diaudit sama konsultan BPK RI. Ada temuan juga disana sekitar Rp 36 juta," papar dia. (dam)