JATIMPOS.CO/KAB.JEMBER - Pasca pergantian ketua DPC Demokrat Kabupaten Jember, suasana internal pengurus dan anggota partai mulai memanas. Hal ini terjadi karena diduga ada penyelewengan uang kas partai yang nilainya mencapai 500 juta rupiah.

Kegaduhan ini bermula dari pernyataan mantan Ketua DPC Partai Demokrat, Try Sandi Apriana, yang tidak dapat mempertanggungjawabkan laporan keuangan partai.

Saat itu, tengah berlangsung proses transisi kepemimpinan DPC Partai Demokrat Jember dari Try Sandi Apriana ke Mahathir Muhammad sebagai Plt. Ketua DPC Partai Demokrat Jember.

"Terungkapnya dugaan penggelapan dana partai yang tidak jelas penggunaannya dan tidak bisa dipertanggungjawabkan tersebut terjadi saat rapat pleno pada 28 Juli 2024 kemarin. Dalam rapat itu, terjadi peralihan Ketua DPC dari Try Sandi ke Mahathir Muhammad sebagai Plt. Ketua DPC Demokrat yang baru," kata salah satu sumber internal partai, Selasa (6/8/2024).

"Saat itu, Ketua DPC (Try Sandi Apriana) mengaku tidak tahu menahu soal laporan keuangan. Ketika dimintai penjelasan, Bendahara Hermawan juga tidak memberikan jawaban. Bendahara hanya menjelaskan bahwa saldo keuangan partai dipegang oleh ketua DPC. Hasil rapat pleno ini kemudian diteruskan kepada DPD dan DPP," lanjutnya.

Dalam rapat pleno yang juga dihadiri oleh Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (BPOKK) Partai Demokrat DPD Jawa Timur, persoalan anggaran dan keuangan partai ikut dipertanyakan. Semua pihak diberi waktu 14 hari untuk memberikan laporan pertanggungjawaban ke DPW.

"Saya, sebagai pengurus internal, jika melihat dari hitungan kasar, saldo anggaran dana partai sekitar 150-160 juta rupiah, ditambah Banpol dan iuran dua anggota dewan sebesar 10 juta rupiah per bulan dari tahun 2022 hingga 2024. Total dana kurang lebih mencapai 400-500 juta rupiah," jelas sumber tersebut.

Terkait dugaan skandal penggelapan dana partai, Plt. Ketua DPC Demokrat Jember, Mahathir Muhammad, mengaku belum bisa memberikan jawaban detail karena masih menunggu audit internal. Namun, ia tidak menepis adanya dugaan skandal penggelapan dana partai di DPC Demokrat Jember.

"Organisasi yang baik harus transparan dan akuntabel. Saya ingin transisi kepengurusan ini berjalan lebih baik, terutama dalam masalah keuangan. Kami ingin masalah keuangan ini diselesaikan secara keorganisasian," kata Mahathir saat dikonfirmasi terpisah.

Mahathir menambahkan bahwa proses mempertanyakan anggaran dana partai tidak mudah dan ada kendala. "Menurut kami, ada kurangnya keterbukaan, seperti nomor saya yang diblokir oleh ketua sebelumnya. Menurut saya, itu kurang bijak," ungkapnya.

"Saya berharap transisi ini berjalan dengan baik. Saya mencoba menghubungi Try Sandi untuk bertemu dan membicarakan masalah ini, tapi tidak bisa dihubungi. Bahkan nomor saya diblokir. Jadi jika ada isu tentang dugaan skandal penggelapan dana partai, tentu ada sebabnya, seperti pepatah 'tidak ada asap tanpa api'," tambahnya.

Jika ditemukan persoalan yang lebih krusial mengarah pada penggelapan, Mahathir menyatakan tidak menutup kemungkinan adanya laporan dan tindakan hukum yang akan dilakukan oleh aparat penegak hukum (APH).

"Kami memiliki tim hukum yang akan mengkaji semua ini. Jika ada unsur pidana atau lainnya, akan kami tindaklanjuti," tegasnya.

Sementara itu, mantan Ketua DPC Demokrat Jember, Try Sandi Apriana, saat dikonfirmasi terkait skandal penggelapan anggaran dana partai, hanya memberikan jawaban singkat melalui aplikasi chat WhatsApp.

Try Sandi enggan memberikan klarifikasi lebih lanjut. "Biarlah menjadi ranah internal," ucap Try Sandi lewat tulisan singkat. (Ari)