JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN - Tepat 20 hari menjelang hari pemungutan suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Madiun 2024, KPU Kabupaten Madiun memfasilitasi Debat Publik Kedua paslon Bupati dan Wakil Bupati Madiun di Daim Hall, Jl. Raya Ponorogo–Madiun, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Rabu (06/11/2024).
Debat publik kedua yang diikuti paslon nomor urut 1, yang dikenal dengan jargon “Madiun Menyala” atau Ahmad Dawami Ragil Saputro - Sandhika Ferryantiko dan paslon nomor urut 2, yang dikenal dengan jargon “Harmonis Bersahaja” atau Hari Wuryanto - dr. Purnomo Hadi ini mengambil tema kesejahteraan sosial dan pembangunan.
Ketua KPU Kabupaten Madiun, Nur Anwar berharap pelaksanaan debat publik kedua paslon Bupati dan Wakil Bupati Madiun ini dapat menjadi medium bagi masing-masing paslon untuk mengeksplorasi ide dan gagasannya, serta strategi dalam rangka menegaskan komitmen mengatasi berbagai persoalan yang sedang dan akan terjadi di Kabupaten Madiun jika terpilih nanti, khususnya dalam hal kesejahteraan sosial dan pembangunan sesuai dengan tema debat kedua ini.
"Kemudian masyarakat dapil dapat mengambil intisarinya untuk menentukan pilihan secara rasional dan semoga pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Madiun dapat berjalan dengan baik dan benar, sehingga hasilnya dapat diterima oleh seluruh masyarakat Kabupaten Madiun dan dapat dipertanggungjawabkan secara konstitusi," kata Nur Anwar dalam sambutannya.
Dalam kesempatan itu, Nur Anwar juga memohon dukungan moril dan spiritual dari seluruh masyarakat Kabupaten Madiun untuk memberi support atas pelaksanaan Pilkada Kabupaten Madiun.
"Karena ini adalah hajat kita bersama, untuk kepentingan kita bersama, mari kita sama sama jaga kualitas pelaksanaannya," ucapnya.
Sementara itu, kepada seluruh masyarakat Kabupaten Madiun diminta agar tetap santun dan bijak dalam mengekspresikan perbedaan pilihan. Karena pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati Madiun ini adalah hajat bersama seluruh masyarakat Kabupaten Madiun.
"Mari kita tunjukkan bahwa kita adalah masyarakat yang beradab, tidak mudah terpolarisasi, tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," pungkasnya. (jum).