JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - H. Slamet Gusti Purwanto yang sering disapa SGP pindah haluan politik ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Bondowoso yang dipimpin oleh KH. Salwa Arifin.Slamet merupakan mantan anggota DPRD Bondowoso periode 2014-2019, dirinya berangkat dari Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) Bondowoso, namun saat ini dirinya semakin mantap untuk pindah di PPP.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua DPC PPP Bondowoso KH. Salwa saat pengukuhan pengurus PAC PPP se Kabupaten Bondowoso, di kediaman H. Slamet, Desa Dadapan, Kecamatan Grujugan, Bondowoso, Kamis (30/6/2022).

Menurutnya, tentu yang bersangkutan sudah menyampaikan ke PDIP terkait kepindahannya.

"Kami terima dengan baik bergabungnya H. Slamet ke PPP, semoga bisa membawa PPP lebih besar," katanya.

Tentunya saya harapkan selalu berbuat baik kepada masyarakat dengan pendekatan dan membantu masyarakat.

Sementara menurut H. Slamet Gusti Purwanto mengatakan bahwa kepindahan dirinya atas dasar permintaan dari kyai sendiri.

"Sebetulnya kemaren Gus Syef (Anggota DPRD PPP, Red) meminta saya untuk bergabung di PPP, tapi saya masih belum memberi jawaban ke beliau (Gus Syef)," ungkapnya.

Namun, setelan berselang beberapa bulan, saya langsung di panggil kyai dan di minta untuk bergabung dengan PPP.

"Saya siap masuk di PPP dan saya siap untuk membesarkan partai, semoga kedepan bisa bermanfaat bagi masyarakat," ucap slamet.

Kedepan pihaknya berharap kepada teman-teman, terutama Gus Syef yang merupakan dapil yang sama untuk membesarkan partai.

"Kalau nanti kita terpilih menjadi anggota DPRD, ayo kita berjalan bersama-sama, bagaimana PPP lebih baik lagi dan bisa diterima oleh masyarakat," tuturnya.

Sementara arahan dari KH. Afifudin Muhajir Wakil Ketua Majelis Syariah DPP PPP bahwa politik bisa menjadi jalan tol untuk menuju surga dan sebaliknya, politik juga bisa menjadi jalan tol menuju neraka.

"Makanya kita tidak boleh berpolitik yang menghalalkan segala cara," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa politik tidak negatif, jika kaum muslimin yang cuek terhadap politik maka akan dipimpin oleh para politisi yang tak peduli dengan umat Islam.

"Jadi kebijakan 1 hari dari pemimpin yang adil, itu lebih tinggi dari pada ibadah orang biasa selama 60 tahun, tapi kalau sekarang tidak perlu kebijakan 1 hari, cukup 1 menit saja untuk kepentingan masyarakat," pungkasnya.

Hadir dalam acara tersebut, KH. Afifudin Muhajir Wakil Ketua Majelis Syariah DPP PPP dan juga wakil pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Sekretaris DPC PPP, H. Sahlawi Zain, Ketua Pakar DPC PPP, H. Buchori Mun'im, Ketua Majelis pertimbangan Cabang DPC PPP, KH. Hasan Abdul Muiz serta para undangan lainnya. (eko)