JATIMPOS.CO/SURABAYA - Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim, mengatakan bahwa pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di wilayahnya diharapkan akan meningkatkan kualitas kehidupan dan ekosistem pers secara keseluruhan.

"Karena UKW dan sertifikasi yang mengiringinya ini bukanlah alat untuk menaikkan pangkat, dan bukan juga untuk naik kelas, melainkan alat untuk mengukur apakah seseorang layak disebut sebagai jurnalis," kata Lutfil Hakim, yang akrab disapa Cak Item, saat memberikan sambutan pada UKW ke-57 Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Selasa (28/5/2024).

UKW ke-57 PWI Jawa Timur dibuka oleh Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, dan diikuti oleh 36 peserta yang terbagi dalam tiga jenjang, yakni muda sebanyak 18 orang, madya sebanyak 12 orang, dan utama sebanyak 6 orang.

Menurut Cak Item, peserta UKW yang lulus dan disebut sebagai wartawan yang kompeten harus menunjukkan konsistensi dalam kejurnalistikan mulai dari perencanaan, proses peliputan, hingga pemuatan berita.

Namun, lebih dari itu, Cak Item berharap peserta yang lulus UKW menunjukkan kompetensi dalam etika dan moral, yang dianggap lebih penting dari kompetensi teknis. "Tidak ada kemudian jurnalis itu mengintimidasi dan tidak sopan," ujar Cak Item.

Kompetensi ketiga yang dianggap sangat penting oleh Cak Item adalah kapasitas keilmuan. Sejauh mana wartawan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam kejurnalistikan.

"Jika pengetahuan dan keterampilan nol, sedangkan tugas jurnalis sangat berat karena harus mengedukasi dan mencerdaskan, maka bagaimana publik bisa cerdas jika jurnalis tidak kompeten?" tambahnya.

Lutfil meminta peserta UKW untuk terus meningkatkan kapasitas keilmuan karena hal itu merupakan suatu keniscayaan. Jika semua itu diniatkan dengan baik, akan dicatat sebagai amal baik.

Sementara itu, Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch. Bangun, menyampaikan bahwa PWI Jawa Timur bisa mendapatkan jatah kembali untuk menyelenggarakan UKW jika bekerja keras dan memiliki dana yang cukup, mengingat anggota PWI di daerah ini jumlahnya paling banyak.

Hendry menegaskan bahwa program UKW gratis ini memang merupakan janji kampanyenya di Kongres PWI.

"Ini UKW yang ke-18 dari 38 provinsi, ditambah Solo sebagai daerah khusus. Kita terdepan dan diharapkan program ini selesai pada bulan September," ujarnya.

Hendry juga menyatakan bahwa ia melanjutkan kebijakan Ketua Umum PWI Pusat sebelumnya, Margiono, yang menekankan pada program pendidikan. "Kalau ada 10 program, maka 9 di antaranya harus berfokus pada pendidikan dan apeningkatan kompetensi," tambahnya.(zen/rls)