JATIMPOS.CO/SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih penghargaan kategori AA dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada Oktober tahun lalu.

Penghargaan ini membuktikan bahwa tata kelola anggaran di Kota Pahlawan telah berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Surabaya menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang berhasil mendapatkan predikat AA, sebuah pencapaian yang menunjukkan tingkat akuntabilitas dan efisiensi tinggi dalam penggunaan anggaran daerah.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari strategi optimalisasi anggaran berbasis smart governance. Menurutnya, efisiensi anggaran bukan hanya soal pemotongan belanja, tetapi lebih kepada pengelolaan yang tepat sasaran dan berdampak langsung kepada masyarakat.

"Kenapa motto kita Surabaya Hebat? Karena salah satunya adalah efektif dan efisien. Kita benar-benar menyusun anggaran yang berdampak pada masyarakat. Inilah alasan SAKIP Surabaya meraih penghargaan AA, satu-satunya di Indonesia," ujar Irvan, Senin (3/3/2025).

Irvan menegaskan bahwa strategi efisiensi anggaran yang diterapkan Pemkot Surabaya tidak akan mengurangi alokasi untuk belanja wajib seperti layanan dasar, pendidikan, dan penanggulangan kemiskinan. Program-program prioritas seperti beasiswa pendidikan, penanganan stunting, serta peningkatan infrastruktur tetap mendapatkan perhatian penuh.

"Belanja wajib ini adalah mandatory. Termasuk program penurunan kemiskinan, stunting, beasiswa, dan sebagainya tidak akan kita pangkas. Efisiensi bukan berarti memotong yang sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat," tegasnya.

Selain itu, Pemkot Surabaya mengalokasikan anggaran berdasarkan kebutuhan yang paling mendesak di kota. Jika prioritas tahun ini adalah penanganan banjir, maka anggaran terbesar akan dialokasikan untuk itu. Begitu juga dengan pembangunan kampung, penerangan jalan umum (PJU), hingga perbaikan infrastruktur lainnya.

Prestasi Surabaya dalam SAKIP tidak lepas dari tingginya tingkat kemandirian fiskal. Dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang kuat, Surabaya mampu mengelola anggarannya tanpa terlalu bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat.

"Banyak daerah lain yang masih sangat bergantung pada dana pusat, bahkan untuk perjalanan dinas pun. Tetapi Surabaya bersyukur memiliki kemandirian fiskal yang tinggi. Ini semua berkat peran serta masyarakat," ujar Irvan.

Tak hanya mengandalkan APBD, Pemkot Surabaya juga menggandeng sektor swasta untuk turut serta dalam berbagai program sosial melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Program ini sudah berjalan secara efektif dengan menggunakan database berbasis by name by address, yang memungkinkan perusahaan menyalurkan bantuan kepada warga yang benar-benar membutuhkan.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menargetkan agar seluruh permasalahan infrastruktur di kampung-kampung bisa tuntas pada tahun 2026. Setelah itu, pembangunan akan difokuskan pada skala kota hingga 2030.

Konsep gotong royong yang diinisiasi Wali Kota juga diterapkan dalam skala kampung melalui program Kampung Madani, di mana masyarakat diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar mereka.

"Kami ingin membangun Surabaya bukan hanya dari sisi infrastruktur, tetapi juga dari semangat kebersamaan. Itulah Surabaya Hebat!" kata Eri Cahyadi.

Dengan berbagai strategi efisiensi anggaran, tata kelola yang akuntabel, serta keterlibatan masyarakat dan sektor swasta, tidak heran jika Surabaya terus mencatatkan prestasi di tingkat nasional. Penghargaan AA dalam SAKIP adalah bukti nyata bahwa Surabaya mampu menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dalam mengelola anggaran secara efektif dan transparan. (fred).