SURABAYA//JATIMPOS.CO - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak seluruh warga Kota Pahlawan untuk terus memperkuat semangat gotong royong dan rasa kekeluargaan dalam membangun kota. Ajakan ini ia sampaikan seusai memimpin Upacara Resepsi Peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732 yang digelar di halaman Balai Kota Surabaya pada Sabtu (31/5/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Cak Eri menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan Surabaya tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan hasil kerja sama seluruh elemen masyarakat.

Menurutnya, berbagai persoalan seperti kemiskinan, pengangguran, stunting, hingga anak putus sekolah dapat dituntaskan karena adanya dukungan dan sinergi dari seluruh pihak. Berkat kebersamaan itu pula, tingkat kemiskinan di Surabaya kini turun menjadi 3,9 persen—angka terendah sejak sebelum masa pandemi Covid-19. Sementara pengangguran terbuka berada di angka 4,91 persen dan prevalensi stunting berhasil ditekan hingga 1,6 persen.

Cak Eri, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus APEKSI, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat. Ia menegaskan bahwa pembangunan Surabaya bukan hanya hasil kerja wali kota atau jajaran birokrasi, tetapi hasil dari kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan warganya. “Warga yang punya rumah ini. Maka dari itu mari kita rawat dan bangun kota ini bersama,” ujarnya.

Untuk menjadikan Surabaya semakin maju, ia mengajak warga turut berperan aktif dalam meningkatkan layanan publik, menjaga fasilitas umum, dan memberantas praktik pungutan liar. Baginya, tolok ukur keberhasilan pemerintahan tidak semata dari kebijakan, tetapi juga dari tingkat kepuasan masyarakat dan keharmonisan warganya.

“Kalau wali kotanya terkenal, tapi pelayanan publiknya buruk, maka itu kegagalan. Tapi kalau keduanya seimbang, maka sistem ini berhasil,” katanya.

Lebih lanjut, ia juga menyerukan agar masyarakat turut andil memberantas premanisme dan juru parkir liar yang meresahkan. “Ayo bersama kita lawan jukir liar dan premanisme. Tidak bisa hanya satu dua orang yang bergerak,” tegasnya.

Dalam upaya mengurangi pengangguran, Pemkot Surabaya menggencarkan program Padat Karya dan bursa kerja ASSIK (Arek Suroboyo Siap Kerja). Menariknya, program ini diprioritaskan bagi warga yang telah lama tinggal di Surabaya.

Ia menyampaikan permohonan maaf kepada pendatang yang baru memiliki KTP Surabaya sejak 2022, karena Pemkot akan lebih dulu mengutamakan warga asli untuk mendapat intervensi kebijakan.

Tak hanya sektor ketenagakerjaan, Cak Eri juga menaruh perhatian besar pada pendidikan. Melalui program “Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana,” pemkot berkomitmen memberikan beasiswa S1 gratis bagi keluarga miskin dan pra miskin. Tujuannya agar anak-anak dari keluarga kurang mampu memiliki kesempatan mengubah nasib dan keluar dari lingkaran kemiskinan.

Di akhir sambutannya, Cak Eri berharap semangat kebersamaan, gotong royong, dan kekeluargaan terus hidup di tengah masyarakat Surabaya.

Ia mengingatkan bahwa membangun kota bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga membangun hubungan antarmanusia yang saling membantu dan menghargai.

Di usia ke-732 tahun, Surabaya menunjukkan kemajuan signifikan berkat kolaborasi erat antara pemerintah dan warganya. Di bawah kepemimpinan Cak Eri, semangat guyub, rukun, dan gotong royong terus menjadi fondasi utama untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang sejahtera, inklusif, dan berkelanjutan.(fred)