JATIMPOS.CO/SURABAYA – Ternyata masih ada kasus penambahan Covid-19 per harinya di Jawa Timur. Per hari ini (15/11/2021), tercatat 26 kasus aktif, dan 1 meninggal.
Hal itu diungkap oleh Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto saat rapat koordinasi terbatas, membahas beberapa poin penting terkait langkah antisipasi adanya varian Covid baru selama persiapan Natal dan Tahun Baru. Rakor Forkopimda Jawa Timur ini berlanglung di Aula Grand City Mall, Surabaya, Senin (15/11/2021).
“Untuk hari ini, ada 26 kasus aktif, dan 1 meninggal. Sebetulnya, kalau daerah lain di Jawa Timur ini sudah bagus,” ujar Pangdam.
Ia mengungkapkan, upaya pemutusan dan pencegahan pandemi di Jawa Timur sebetulnya mendapat apresiasi bagus dari Presiden RI, Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Bahkan, kata Suharyanto, Presiden pun menanyakan beberapa upaya yang dilakukan oleh Forkopimda yang telah berhasil menekan laju pertumbuhan pandemi di Jawa Timur.
“Beliau (Presiden) menanyakan alasan, kenapa Jawa Timur bisa cepat turun dari kasus Covid. Artinya, sebetulnya Pemerintah Pusat sudah mengakui bahwa Jawa Timur sudah bagus. Tapi, kita semua tidak boleh puas. Sebab, beberapa daerah ada yang belum bagus (penanangan Covid),” ujarnya.
Pejabat nomor satu di lingkungan Makodam V/Brawijaya itupun berujar, jika dirinya sudah menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi timbulnya varian Covid baru sebelum persiapan natal dan tahun baru berlangsung.
“Salah satunya adalah percepatan vaksinasi yang harus dilakukan oleh 3 pilar dengan mengerahkan mobil vaksin. Itu untuk menjangkau daerah terpencil, dan melayani masyarakat disabilitas,” jelasnya.
Selain disabilitas, adanya sarana itu juga ditujukan untuk melayani vaksinasi terhadap para lansia dan wanita hamil dengan sistem hotline, hingga door to door.
“Cara itu sangat efektif untuk menjangkau daerah dengan partisipasivaksin yang rendah,” bebernya.
Selain langkah-langkah itu, Suharyanto juga menerapkan langkah reward and punishment. Artinya, pemberian reward atau penghargaan juga
dilakukan bagi suatu daerah yang memiliki cakupan vaksinasi cukup tinggi.
“Sedangkan, punishment berlaku bagi daerah atau wilayah yang renda cakupan vaksinasinya. Mereka juga harus bisa menjelaskan, apa kendalanya. Operasi gabungan PPKM nanti juga kami lakukan,” tegasnya.
Senada, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afianta menyebut pemutusan rantai pandemi harus terus digencarkan oleh semua pihak. Sinergitas, kata dia, seakan menjadi point utama dalam penyelesaian permasalahan Covid di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Terkait persiapan natal dan tahun baru mendatang, pihaknya sudah merencanakan beberapa strategi, termasuk soal pengerahan personel, hingga pendirian pos pengamanan di setiap daerah.
“Mengenai pos pengamanan, ada sekitar 125 pos. 39 pos pelayanan, 69 pos pantau dan ada 29 pos penyekatan. Di setiap pos, nantinya ada personel TNI-Polri,” beber Kapolda Jatim. (yus)