JATIMPOS.CO//TRENGGALEK – Bhabinkamtibmas tidak hanya bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Seorang Bhabinkamtibmas juga berperan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Hal ini dibuktikan oleh Bripka Dedi M.S., Bhabinkamtibmas Desa Surenlor, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, yang aktif memberikan wawasan tentang pola asuh dalam kegiatan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH).
Bripka Dedi, yang pernah meraih penghargaan sebagai dai terbaik tingkat nasional, menyampaikan materi tentang pola parenting di Aula Desa Surenlor, Selasa (12/11/2024). Kegiatan ini diinisiasi oleh Posyandu setempat dan diikuti oleh puluhan ibu-ibu dari desa Surenlor.
Kapolres Trenggalek, AKBP Indra Ranu Dikarta, melalui Kapolsek Bendungan, Iptu Suswanto, menegaskan bahwa Bhabinkamtibmas adalah ujung tombak kepolisian di tingkat desa.
"Peran Bhabinkamtibmas bersama tiga pilar sangat sentral. Mereka bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga berperan sebagai motivator, fasilitator, dan dinamisator dalam mengembangkan potensi sumber daya di desa binaan," ujar Iptu Suswanto.
Dalam kegiatan SOTH, Bripka Dedi memberikan materi tentang pola asuh dan bagaimana menjadi orang tua yang visioner. Ia menekankan pentingnya peran orang tua sebagai pendidik utama.
"Waktu anak-anak lebih banyak dihabiskan bersama orang tua di rumah. Karena itu, orang tua harus bisa menjadi teladan, kakak, sekaligus teman bagi anak-anaknya," jelasnya.
“Ada beberapa cara sederhana menjadi orang tua hebat. Orang tua Harus jadi teladan, bertindak sesuai ucapan ketika mengajak anak kepada kebaikan. Orang tua juga harus konsisten saat membuat aturan untuk anak jangan mem-PHP anak saat menjanjikan reward dan punishment.” Jelasnya.
Orang tua juga bisa membuat aturan untuk anak dan tidak mudah menuruti Kemauan anak tanpa menyeleksi itu baik atau tidak. Saat anak Tantrum, marah atau rewel, orang tua memberikan syarat-syarat yang menjadi stimulan untuk berbuat kebaikan.
“Selain itu, berempatilah pada Anak, respect dan memahami kondisinya. Waspada dengan pemilihan diksi, sebab salah ucap bisa membentuk mindset anak. Menerima anak apa adanya, dan jangan mudah membandingkan kelemahannya dengan kelebihan anak lain. Terakhir, jangan mudah menyalahkan orang lain atas kegagalan anak anda.” Pungkasnya.(ard)