JATIMPOS.CO//JOMBANG- Peringatan wafatnya Presiden ke 4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid atau yang sering disebut haul GUS DUR yang ke 11, Rabu (30/12/2020), pertamakalinya diselenggarakan bersamaan di tiga kota, yakni Jakarta, Yogyakarta dan Jombang.
Kegiatan itu dipimpin Anita Wahid, putri ketiga alm Gus Dur secara virtual. Ia menjelaskan bahwa pemilihan ketiga kota ini terikat erat dengan sejarah Gus Dur. “Bapak lahir di Jombang, menjalani masa kecil di Jakarta, dan menghabiskan masa remajanya di Yogyakarta” ujar Anita Wahid.
Selain Anita Wahid beserta keluarganya, acara ini juga menghadirkan beberapa tokoh dan group band terkenal seperti Prof. Nasaruddin Umar (Imam besar Masjid Istiqlal), KH. Husein Muhammad, Nazar Sungkar, KH. Makrus Islamuddin, Gus Baha’ , group band Efek Rumah Kaca, Marjinal, artis Inul Daratista, Arie kriting dan Dr. Niam
“Haul diselenggarakan secara virtual karena situasi pandemi COVID-19 tak kunjung reda, dan kita bisa mengikuti haul melalui TV, fanpage Facebook, dan youtube yang disiarkan oleh banyak channel” ujar Anita Wahid.
Ia juga menghimbau agar warga atau pun para pengagum Gus Dur tidak datang ke lokasi karena haul bisa disaksikan melalui tayangan live streaming diberbagai platform.
Haul Gus Dur yang ke sebelas ini dilangsungkan dengan berbagai kegiatan, mulai khotmil qur’an, tahlilan, doa bersama, tausiyah, stand-up comedy, hingga live music. Selain itu masyarakat dapat menghayati bagaimana Gus Dur melakukan pembelaan secara nyata terhadap kelompok-kelompok tertindas melalui testimoni rakyat yang pernah dibantu dan dibela oleh Gus Dur.
“Walaupun sebenarnya agak aneh kalau kita bilang mau mengingat Gus Dur, karena sebenarnya Gus Dur itu tidak pernah pergi dari ingatan kita, Gus Dur itu tidak pernah beranjak dari hati kita, setiap kali kita melihat ketidak adilan terjadi di bumi indonesia kita teringat Gus Dur” ujarnya.
Dikatakan, setiap kita melihat penindasan dilakukan kepada anak bangsa kita teringat Gus Dur, setiap kita melihat perpecahan kita teringat Gus Dur, setiap kali kita kehilangan harapan atas negeri ini kita teringat Gus Dur disaat seperti itu saat2 yang berat , karena memang Gus Dur semasa hidupnya adalah yang paling terdepan dalam membela mereka yang tertindas" Ujar Anita dalam acara tersebut.
Tema haul Gus Dur tahun ini adalah ‘Persatuan dan Solidaritas untuk 1 Negeri dan 1 Cinta’. Menurut Anita tema ini mengingtkan pada semboyan Negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
“Gus Dur memang sudah wafat sebelas tahun yang lalu, tapi semangat persatuan dan solidaritas ini terus dijaga oleh keluarga, sahabat, pengikut, dan pengagum gusdur” ujar Anita.
“Terbukti pada saat ini para pengikut Gus Dur yang menyebut dirinya sebagai Gusdurian menjadi salah satu elemen kekuatan masyarakat sipil,” tambah Anita. (zen)