JATIMPOS.CO/TUBAN – Yayasan Al-Chusnaniyah Madrasah Tarbiyatul Banin – Banat berada di Kecamatan Montong menggelar sarasehan tentang pendidikan di masa mendatang. Ketua komisi X DPR RI, Syaiful Huda dan Sekretaris Dinas Pendidikan Tuban, Witono hadir sebagai narasumber.

Mengusung tema “kondisi pendidikan masa kini dan masa yang akan datang”  acara berlangsung di halaman madrasah aliyah setempat, Sabtu (09/10). Diharapkan giat ini dapat memunculkan ide-ide besar. Disamping itu menjadi embrio atau pemantik semangat pengurus dan pendidik dalam bersaing mencetak siswa yang tangguh dan berkualitas.

Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, mengungkapkan kehadirannya di sarasehan upaya membangun silaturahhim dan memberikan semangat serta motivasi kepada pendidik di lingkungan swasta. Dari sarasehan atau diskusi ini, kata dia, bisa mendengar langsung gagasan atau aspirasi pendidik tentang tantangan kondisi pendidikan hari ini dan esok.

Diakuinya berjuang di jalur pendidikan swasta membutuhkan spirit dan berjiwa besar. Untuk itu aspirasi yang didengarnya langsung ini menjadi catatan Komisi X agar melahirkan kebijakan yang lebih memperhatikan pendidikan swasta atau setara pendidikan negeri.

Menurutnya pembaharuan dan transformasi pendidikan bisa cepat tercapai bila sensitivitas atau kepekaan pemerintah terhadap pembangunan sumber daya manusia (SDM) di pendidikan itu perhatiannya serius. Oleh karena itu komisinya terus mendorong pemerintah untuk tetap memperhatikan sekolah swasta dan gejala yang menghambat tumbuhnya kecerdasan.

“Kita ingin terus memperhatikan keberadaan sekolah swasta tidak terkecuali banin-banat ini,” kata Syaiful kepada Jatim Pos.

Dia menilai selama ini perhatian pemerintah terhadap perkembangan pendidikan swasta masih cenderung rendah. Dalam kondisi ini, kata dia, guru swasta mengambil peran langsung dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun feedback yang diterima belum sebanding. Padahal pendidikan adalah pondasi membangun sebuah Negara agar lebih maju dan berjaya.

“Nah ketimpangan ini masih terus kita perjuangkan di komisi X, agar kedepan tenaga didik di swasta maupun GTT di sekolah negeri bisa lebih sejahtera,” tuturnya.

Sementara itu Sekretaris DInas Pendidikan Tuban, Witono, menjelaskan kegiatan sarasehan membuka jendela mata bahwa keadaan pendidikan di bumi pertiwi masih harus terus diperjuangkan. Sebagai praktisi yang mengambil peran pendidik, bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Utamanya adalah mencetak siswa-siswi unggulan yang mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional.

Untuk sampai kesana, lanjut Witono, tantangannya adalah melibatkan seluruh komponen pemerintahan. Selain itu mengasah SDM guru maupun siswa yang ditunjang dengan fasilitas sarana prasarana, jaminan kesehatan sampai dengan kesejahteraan.

“Sarasehan ini harus kontinyu, karena dari sini kita menggali ide atau gagasan besar dalam berjuang di jalur mencerdaskan bangsa,” ungkapnya.

Ketua yayasan M. Zuhri Ali mengatakan pada prinsipnya pendidikan merupakan tonggak masa depan Negara. Dimulai dari pendidikan di yayasannya, dia berharap akan lahir tokoh-tokoh besar yang mampu mengakselerasi peradaban modern.

Sebagai ketua yayasan, Jojo sapaan akrabnya menyambut baik tentang program merdeka belajar yang digagas oleh kementerian pendidikan. Langkah itu menurutnya akan berjalan taktis bila ditunjang fasilitas yang mumpuni. Sebab implementasinya harus mengacu pada kerangka regulasi.

“ Yayasan pendidikan Al-Chusnaniyah ini sudah berdiri 70 tahun lalu, bila pemerintah ada program merdeka belajar tentunya kami berupaya menyukseskan program tersebut. Nah, berawal dari saresehan inilah kita gali gagasan-gagasan besar,” ucap Jojo.

Lebih lanjut Jojo mengatakan rendahnya literasi di Indonesia tidak boleh dibiarkan. Dia menilai ini menjadi masalah serius di tengah industri digital. Generasi bangsa jangan sibuk memainkan gadget lalu mengesampingkan pengetahuan. Oleh karenanya mengaktifkan literasi adalah kunci yang paling mendasar untuk mengathui luasnya ilmu pengetahuan.

Diakhir acara Ketua Komisi X membagikan buku kepada peserta sarasehean. Buku berjudul “Menjaga Asa di Tengah Badai Pandemi” karya Syaiful Huda sendiri dibagikan kepada ratusan pendidik di Yayasan Al-Chusnaniyah Tarbiyatul Banin Banat. (min)