JATIMPOS.CO/ SURABAYA - Memperingati Hari Bumi (Earth Day) yang jatuh pada 22 April 2022, Pokja Wartawan Taman Surya Surabaya (POTAS) melakukan sosialisasi Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik, Jumat (22/4/2022) sore.
Sosialisasi yang berlangsung di depan Taman Surya Balai Kota Surabaya tersebut, dikemas melalui berbagi 300 paket takjil gratis buka puasa dengan menggunakan kantong ramah lingkungan.
Ketua Pokja Wartawan Taman Surya Surabaya (POTAS), Robby Julianto mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara POTAS dengan Komunitas Nol Sampah. Selain itu pula didukung oleh Pemkot Surabaya dan Ecoton.
"Kita berbagi takjil 300an paket, tas kain dan isinya itu adalah diet untuk tidak memakai tas kresek di Surabaya. Kegiatan ini dilakukan bertepatan juga dengan Peringatan Hari Bumi," kata Robby ditemui seusai kegiatan.
Di tempat yang sama, Koordinator Komunitas Nol Sampah, Wawan Some menilai, bahwa kegiatan yang diinisiasi POTAS tersebut sangatlah menarik. Sebab, kegiatan ini juga bertepatan dengan Peringatan Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada 22 April 2022.
"Jadi ini kegiatan yang menarik bertepatan dengan hari bumi. Sepele sebenarnya kalau kresek itu, padahal kalau bikin satu ton kresek itu butuh 12 barel minyak. Terus ketika dia sudah jadi kresek, itu pemakaian kita paling 5 menit, habis itu kita buang. Kalau sudah dibuang butuh 100 tahun untuk bisa terurai," kata Wawan.
Menurut dia, sampah plastik sendiri dampaknya bisa ke mana-mana. Tak hanya berdampak pada kesehatan lingkungan tapi juga manusia dan hewan. Salah satu contoh dampaknya yang pernah terjadi di Surabaya pada 2012 silam.
"Salah satunya misal kita ingat di Surabaya, kliwon. Kliwon itu jerapah yang di KBS (Kebun Binatang Surabaya) tahun 2012 mati, ketika dibedah lambungnya ada 20 kilogram kantong plastik bercampur kotoran dalam lambung," ungkap Wawan.
Hal yang sama juga dikatakan salah satu aktivis Ecoton, Aeshnina Azzahra Aqilani. Perempuan yang akrab disapa Nina itu menjelaskan, bahwa plastik membutuhkan waktu yang sangat lama agar bisa terurai secara alami. Plastik ini akan lapuk dan pecah menjadi serpihan serpihan kecil yang disebut mikro plastik.
"Karena itu terbuat dari minyak bumi dan ditambahkan bahan kimia adiktif berbahaya. Makanya sangat membahayakan kesehatan kita, bisa menambah jumlah kematian dan mikro plastik ini bentuknya sangat kecil. Sehingga sangat mudah masuk ke tubuh kita, entah lewat kacamata, HP atau masker kita," kata Nina.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menambahkan, Perwali Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Surabaya telah diimplementasikan sejak 9 April 2022. Bahkan sebelumnya, Perwali ini telah disosialisasikan ke pasar modern, swalayan, restoran hingga hotel.
"Kantong plastik menjadi amanah UU Lingkungan Hidup Nomor 18, ada turunannya sampai keputusan menteri dan Perda. Nah, di Perda ini diatur dengan Perwali. Akhirnya ada Perwali Surabaya Nomor 16 tahun 2022," kata Hebi.
Oleh karenanya, Hebi mengapresiasi kegiatan yang dilakukan POTAS bersama dengan Komunitas Nol Sampah. Pemkot pun mengucapkan terima kasih, karena wartawan di Surabaya juga turut peduli terhadap lingkungan dan mendukung kebijakan Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. (fred)