JATIMPOS.COM/SAMPANG - Tokoh Pemuda Desa Jelgung Oloh, Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang, mengecam pesta orkes gambus yang digelar sekelompok pemuda pada saat malam takbiran di Dusun Bere Sabe Desa Jelgung. Kecamatan Robatal Sampang. Minggu (1/5/2022).

"Menggelar orkes gambus pada malam takbiran terkesan sangat tidak menghargai ummat Islam saat merayakan hari lebaran. Menempatkan suatu yang bukan tempatnya seperti itu, dan ini bisa dikatakan zalim terhadap agama,” kata Ahmad Sujianto, tokoh pemuda Desa Jelgung.

Pesta orkes gambus yang dimaksud, memperdengarkan lagu-lagu qosidah, yang digelar oleh para pemuda warung tiga yang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB.

Semakin malam, orkes gambus tersebut semakin ramai bahkan beberapa pemuda naik ke panggung dan berjoget serta menyawer para penyanyi tersebut.

Acara orkes gambus itu pun mengalahkan gema takbir Idul Fitri yang dikumandangkan di sejumlah masjid dan musholla di desa tersebut.

"Tidak elok dan tidak pantas rasanya ketika malam lebaran yang merupakan hari suci umat Islam ini harus terganggu dengan musik dan joget-joget ria seperti itu," katanya.

Dirinya secara pribadi dan atas nama tokoh pemuda desa tidak mempersoalkan musik, karena musik merupakan bagian seni budaya.

Hanya saja menggelar pesta musik disaat umat Islam sedang mengumandangkan takbir, itu jelas kurang menghormati orang lain dalam beribadah, bahkan menurutnya masuk dalam kategori melecehkan agama,” tegas Suji

Atas nama masyarakat Desa Jelgung, Suji berharap kedepannya acara orkes itu tidak ada lagi, lebih kepada meramaikan masjid-masjid dengan gema takbir dan tahmid, atau takbir keliling. (dir)