TULUNGAGUNG/JATIMPOS.CO - Demi mendukung penuh program pemerintah untuk mensukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada bulan Agustus 2022 ini, RSUD dr. Iskak Tulungagung menjadi salah satu rumah sakit rujukan jika terjadi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) pada anak di Kabupaten Tulungagung.
Pelaksanaan BIAN sendiri berlokasi di aula sisi timur RSUD dr. Iskak Tulungagung, tepatnya berada di utara Masjid Asy Syifa, Rabu (17/8/2022).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, dr. Kasil Rochmad, MMRS mengatakan, pelaksanaan BIAN di Tulungagung ditargetkan menyasar 55.791 anak usia 9-59 bulan.
Fokus utamanya adalah anak-anak harus mendapatkan MR atau Measles Rubella (campak jerman) dan oral polio vacine (OPV), tanpa status MR anak sebelumnya.
“Ini untuk mencegah adanya KLB (kejadian luar biasa) atau wabah penyakit pada anak-anak,” jelasnya.
Selain itu, dr. Kasil rochmad meminta dukungan dari masyarakat untuk mensukseskan program BIAN tersebut, termasuk tidak perlu khawatir akan terjadinya KIPI. Karena MR maupun OPV ini hal baru, risiko terjadinya KIPI sangat kecil. “Namun, jika ada anak yang mengalami KIPI sedang hingga berat dapat segera ke RSUD dr. Iskak Tulungagung,” pesannya.
Dijelaskan bahwa RSUD dr. Iskak Tulungagung juga menjadi pelaksana latihan bagi anak-anak ataupun balita yang belum terjaring teknik di desa-desa. Artinya jika ada bayi maupun anak-anak yang belum mendapatkan pemanfaatan di posyandu maupun puskesmas, maka pelaksanaan di RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Dokter Spesialis Anak RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Novi Evridayanti, Sp.A mengatakan kondisi medis yang dimaksud seperti halnya anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB), anak dengan lahir prematur, maupun kondisi-kondisi medis yang memerlukan penanganan khusus.
“Anak-anak dengan kondisi medis seperti penyakit jantung, maupun lahir dengan prematur, memang memerlukan penanganan khusus. Termasuk mempersembahkannya, untuk itulah kami ditunjuk oleh Dinas Kesehatan untuk menjadi rujukan,” jelasnya.
Pihaknya melanjutkan karena pelaksanaan program BIAN berlangsung selama satu bulan penuh, maka pelaksanaan latihan bagi anak-anak dengan kondisi khusus akan dilakukan pada pekan ketiga hingga keempat.
Hal ini dikarenakan perlu adanya pendataan terlebih dahulu dari posyandu dan puskesmas setempat untuk anak-anak dengan kondisi medis tertentu.
Selain untuk anak-anak dengan kondisi medis tertentu, pada rentang waktu ini, juga dapat dimanfaatkan oleh anak-anak yang belum sempat memanfaatkan teknik di desa.
“Semisal saat jadwal latihan di posyandu anaknya demam atau tidak bisa menguasainya, nanti dapat ikut digunakan disini pada minggu ketiga ketiga tersebut,” paparnya. (san)