JATIMPOS.CO/TUBAN – Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas menggelar sosialisasi bisnis pemasaran biobriket limbah tongkol jagung. Program pengabdian masyarakat Prodi Logistik Migas ini diselenggarakan di Pendopo Balai Desa Pakel, Kecamatan Montong, Rabu (7/9).

Sasarannya adalah para binaan atau pelaku usaha yang mendapat pelatihan pemanfaatan dan pengolahan biobriket dari limbah tongkol jagung. Dalam kegiatan tersebut puluhan peserta diberikan pembekalan pemasaran melalui digital marketing atau E-commerce

Sebagai tuan rumah, Kepala Desa Pakel Ifa Marwatin Fadhilah menyambut baik program pemasaran ini. Pemanfatan teknologi digital dapat menjadi sarana kekinian mendapat tempat di pasar global. Apapun produknya, sepanjang barang tersebut memiliki value tinggi, digital marketing adalah satu diantara aneka cara yang harus ditempuh para pelaku usaha. Termasuk pula produk biobriket dari tongkol jagung ini.

“Jadi saya mendukung sepenuhnya program dari kampus PEM Akamigas yang tengah memberikan cara promosi dan memasarkan barang melalui E-commerce, tentunya sangat bermanfaat,” kata Mbak Ifa sapaan akrabnya.

Perempuan yang kerap tampil modis ini menambahkan bahwa pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan PEM Akamigas ini patut diapresiasi. Sebab selain memberikan cara pengolahan biobriket tongkol jagung dan cara mempromosikan produk, mahasiswa dan dosen kampus ini juga tengah konsen pada peningkatan kualitas dan kuantitas jagung.

“Tongkol jagung tidak hanya dibiarkan menjadi sesuatu yang terbuang melainkan diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi tinggi,” terang srikandi ini.

Sementara itu di tempat yang sama, Ketua Pengabdian Masyarakat, Yunani mengatakan kegiatan dilatarbelakangi dari semangat mengoptimalkan pemanfaatan tongkol jagung. Menurut Yunani, kegiatan di titik desa ini dilakukan berjenjang. Sebelumnya masyarakat dilatih mengolah tongkol jagung menjadi biobriket lalu dilatih mempromosikan produk tersebut melalui E-commerce.

“Kecanggihan teknologi harus dimanfaatkan pelaku usaha dalam mendongkrak pemasaran produk biobriket,” terang Yunani yang juga Dosen PEM Akamigas.

Kenapa memilih Kabupaten Tuban, Yunani mengatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian dan analisis, kualitas jagung di Tuban adalah alasannya, karena berpengaruh pula pada ukuran dan kualitas tongkolnya, sehingga hasil pengolahan biobriket dapat menjadi bahan bakar terbarukan yang diharapkan memiliki nilai ekonomi.

Untuk diketahui, biobriket adalah biomassa yang dipadatkan agar diperoleh bentuk yang lebih seragam dari pada biomassa. Bahan baku biobriket diantaranya bisa dari limbah tongkol jagung, kayu, tempurung kelapa, arang tempurung kelapa sawit, limbah bambu, sekam padi, dan limbah batang tembakau. Pembuatan biobriket memerlukan bahan penunjang seperti tanah liat, lem kanji, air, dan bahan pencampur lainnya. Komposisi bahan tersebut sangat tergantung dari jenis bahan bakunya.

Sebelum dibuat biobriket, biomassa harus diubah menjadi arang. Kemudian arang
tersebut dihaluskan, dicampur dan dicetak dalam berbagai bentuk briket seperti silinder, kubus dan telur. Dari beberapa hasil penelitian, secara umum nilai kalor yang dihasilkan dari biobriket ternyata tidak berbeda nyata dibandingkan dengan briket batubara. Oleh karena itu, biobriket dapat digunakan sebagai bahan bakar proses pengeringan karet alam. (min)