JATIMPOS.CO//TRENGGALEK - Ziarah makam leluhur menjadi tradisi yang tak dapat dipisahkan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Trenggalek.

Mewarisi tradisi tersebut, Bupati Trenggalek bersama Forkopimda, tokoh ulama serta beberapa pejabat di lingkup Pemkab Trenggalek melakukan ziarah ke makam para leluhur Kabupaten Trenggalek, Kamis (29/8/2019).

Makam pertama yang dikunjungi adalah makam Mbah Kawak atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Ki Joyo Lengkoro.

Dalam sejarahnya, Mbah Kawak dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu tokoh yang ikut berperan dalam penyebaran agama Islam di Kabupaten Trenggalek.

Menurut penuturan sejarah, Mbah Kawak juga merupakan orang yang merawat Roro Amiswati, putri dari Kerajaan Majapahit atau ibu dari Menaksopal saat terkena penyakit.

Dari makam Mbah Kawak, ziarah kemudian berlanjut ke komplek makam Setono Gedong di Kelurahan Ngantru. Di tempat ini dimakamkan Bupati pertama Trenggalek dan beberapa Bupati lainnya, termasuk juga makam Kapolres Trenggalek yang pertama, Rustamaji.

Dari Setono Gedong kemudian menuju ke Makam Ki Ageng Menaksopal yang terletak di komplek makam Setono Bagong. Menaksopal merupaka tokoh yang cukup berjasa dalam menjadikan wilayah Trenggalek yang dulunya merupaka rawa menjadi lahan pertanian yang subur.

Dari makam Menak Sopal, ziarah dilanjutkan ke makam Kanjeng Jimat Mangun Negoro di komplek makam Margo Ayu di Desa Ngulan Kulon Kecamatan Pogalan. Rangkaian ziarah kemudian berakhir di makam Adipati Widjoyo Koesoemo dan Adipati Ario Poerbonegoro di Astono Girimulyo di Desa Sumber Kecamatan Karangan.

"Dengan ziarah ini kita ingin meneruskan perjuangan para sesepuh yang sudah membangun Trenggalek dari masa ke masa," ungkap Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, usai melakukan saat ziarah.
.
"Ke depan kita harus istiqomah untuk melanjutkan perjuangan-perjuangan beliau dalam menata Kabupaten Trenggalek ini untuk kesejahteraan masyarakat," tandasnya. (ays)