JATIMPOS.CO/KOTA MOJOKERTO - Ketua DPRD, Wakil Ketua DPRD, serta anggota DPRD Kota Mojokerto gelar reses (serap aspirasi) masyarakat yang merupakan konstituennya berdasarkan daerah Pemilihan saat Pemilu 2019.


Pelaksanaan reses dijadwalkan oleh Badan Musyawarah (Bamus) selama empat hari, tanggal 6-9 September 2020. Saat serap aspirasi tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan,   peserta dibatasi dan wajib pakai masker.

Pada saat Reses berlangsung, Ketua DPRD Kota Mojokerto, Sunarto menjelaskan definisi reses kepada warga yang diundang.

“Reses adalah kegiatan persidangan di luar kantor DPRD untuk menampung dan menyerap aspirasi masyarakat, apa yang diinginkan kami siap tampung dan mengawal selama tidak menyalahi aturan yang ada,” ujar Sunarto saat reses di lingkungan Perum Magersari Indah Jalan Nangka, Selasa (8/9/2020).

Ketua DPRD Sunarto, menuturkan, saat pelaksanaan reses, ada beberapa warga meminta untuk melakukan pembenahan tentang masalah drainase. Karena musim penghujan akan tiba, maka untuk mengantisipasi banjir karena di awal tahun kemarin beberapa wilayah terdampak banjir.

”Warga meminta agar pemerintah lebih memprioritaskan penanganan dan antisipasi banjir yang kerap melanda ketika tiba musim penghujan.  Usulan warga itu, nantinya kita akan tanggapi,”  jelasnya.

Itok panggilan akrab Sunarto juga menambahkan, beberapa warga juga meminta diadakan pelatihan – pelatihan untuk ibu – ibu agar memperoleh penghasilan tambahan dengan keterampilan. Apalagi di nuansa pandemi Covid-19 banyak yang terdampak.

"Warga khususnya ibu – ibu butuh diberi keterampilan agar bisa membantu perekonomian keluarga, semua usulan kami tampung pastinya akan kami perjuangkan agar realisasi tahun depan,” imbuhnya.
 
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Junaedi Malik mengadakan giat reses atau serap aspirasi masyarakat di jalan Empu Gandring, Kedundung.

Dalam reses itu, Junaedi Malik menjelaskan banyaknya warga mempertanyakan terkait pembangunan melalui pokok pikiran (Pikir) 2020. Banyak yang tidak terealisasi karena pengaruh refocusing anggaran untuk penangan Covid-19,  

“Karena tahun 2020 masa pandemi dan sistem anggaran terjadi refocusing, ada banyak perencanaan program kegiatan yang tidak terlaksana karena tersedot anggaran untuk covid. Ada kegiatan yang tetap terlaksana dan ada juga terpending. Program yang terlaksana kita kawal, dimasukkan perubahan anggaran agar bisa direalisasi, terutama jika sudah memenuhi persyaratan di lapangan secara status clear and clean,” katanya. (din/Adv)