JATIMPOS.CO/BONDOWOSO - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bondowoso dari Partai Golkar Kukuh Rahardjo, ST, M.MT melakukan Reses masa sidang I tahun 2021-2022, di Desa Sukowiryo, Kecamatan Bondowoso, Senin (6/9/2021) sore.

Dari hasil reses tersebut, banyak dari konstituen yang mengeluhkan masalah pupuk serta kekeringan di lahan pertanian.

Salah satunya diutarakan oleh Sutrisno, Ketua RT setempat bahwa dirinya memiliki kartu Tani, namun sangat sulit untuk membeli pupuk.

" Saya punya kartu tani, namun saat saya membeli pupuk, terkadang pupuknya tidak ada, sangat sulit bagi petani untuk membelinya," katanya.

Tidak hanya pupuk, kita juga sangat kesulitan dalam mendapatkan air untuk memulai taman.

" Saya berharap kepada anggota DPRD, untuk bisa menyampaikan usulan kita ke pihak terkait, agar masyarakat bisa menikmati hasil tanam secara maksimal dalam pertanian," ungkapnya.

Sementara itu, Kukuh Rahardjo mengatakan bahwa di tiap daerah tentunya permasalahannya berbeda-beda di sini ternyata permasalahan tentang pengairan untuk lahan persawahan.

" Setelah Kita gali permasalahannya ternyata ada beberapa jaringan irigasi yang rusak sehingga air yang harusnya bisa mengaliri persawahan tidak bekerja secara maksimal," ujar kukuh yang juga Ketua KNPI Bondowoso.

Dirinya menambahkan bahwa selama 2 tahun ini pembangunan infrastruktur tidak turun secara maksimal, karena terkendala dengan anggarannya.

" Memang tidak banyak untuk pembangunan infrastruktur karena saat ini masih dalam keadaan pandemi, apalagi anggaran juga banyak difokuskan kepada penanganan covid 19, baik itu tes maupun pengobatan dan lain-lain," ungkapnya.

Dari hasil tanya jawab tadi, sepertinya Masyarakat sangat membutuhkan, tentu akan saya perjuangkan.

" Kita akan perjuangkan aspirasi masyarakat, agar dapat terlaksana, karena begitu terbangun maka semua akan menikmati," tambahnya.

Ia mengatakan bahwa dimusim kemarau saat ini petani masih bergantung pada sumur bor dan sungai untuk mengaliri persawahan.

" Saat ini masyarakat masih bergantung pada aliran sungai dengan satu kali pompa kira-kira Rp 250.000, kalau salurannya sudah terbangun, berapa uang yang bisa dihemat oleh masyarakat," pungkasnya. (Eko).