JATIMPOS.CO/SAMPANG - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jatim H. Abd Halim, SH.,MH menggelar reses atau serap aspirasi di kawasan Perumahan Permata Selong, Kecamatan kota Sampang, pada Selasa (1/2/2022) malam. Kegiatan tersebut dikemas dengan dialog interaktif bersama warga setempat.
Abd Halim menjelaskan kunjungan ini dalam rangka masa reses dimana para anggota dewan akan menjumpai konstituen dapilnya masing-masing sekaligus untuk menjaring aspirasi dan melaksanakan fungsi pengawasannya.
Dalam reses tersebut ia menampung beberapa aspirasi warga, terkait infrastruktur rusak dan bagaimana cara Pemerintah mengatasi anak-anak yang kecanduan handphon (HP) di era digitalisasi.
Topik hangat yang ia bahas adalah era digitalisasi yang berdampak negatif terhadap anak-anak yang kian akan mengikis kultur budaya bangsa dan agama.
Dirinya mengaku bahwa era digitalisasi 50 tahun kedepan akan semakin komplek sehingga perlu di tanamkan ke generasi berikutnya nilai-nilai agama.
"Kalau kita tidak pagari anak-anak atau generasi kita dengan nilai-nilai agama, maka mereka tidak akan mengenal Tuhan, nanti Tuhan-nya mereka adalah google, yang ini adalah persoalan antisipasi kita, bagaimana kita memberikan pendidikan agama yang kuat bagi anak-anak kita," katanya.
Halim menambahkan ada fenomena Hikokomori masyarakat milenial Jepang yang anti sosial, mereka melakukan apa saja yang mereka butuhkan dengan sendiri dilakukan melalui gedget atau hp.
"Ini adalah era digitalisasi yang tidak bisa kita hindari, mungkin hari ini kita tidak berfikir bahwa budaya itu akan datang ke negara kita, ini fenomena yang kemudian kita antisipasi, bukan untuk kita, tetapi untuk anak-anak generasi kita," ucapnya.
Oleh karenanya, kata politisi Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang sekaligus Ketua Komisi C DPRD Pemprov Jatim tersebut, menjadi persoalan kita bersama.
"Pertama yang kita harus tanamkan adalah persoalan agama, itu tidak ada pilihan lain, agama menjadi kunci utama. Kalau kita keliru dalam menyikapi ini, anak-anak generasi kita tidak akan ingat Allah, akan tetapi lebih percaya google," tutupnya. (dir)