JATIMPOS.CO//MALANG- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar Operasi Pasar sebagai gerakan ekonomi agar inflasi bisa tertekan. Ada 10 titik lokasi yang yang disasar agar perekonomian tetap stabil di wilayah Kota Malang. Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menyatakan operasi pasar dilakukan selama 25 hari.
‘’Operasi Pasar dilakukan mulai 15 November hingga 1 Desember 2022. Ada 10 titik di Kota Malang, di masing-masing kecamatan nanti ada dua titik,’’ ujar Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi kepada wartawan Rabu (23/11/2022).
Aksi menurunkan inflasi di Kota Malang Pemkot Malang mendistribusikan sebanyak 1.143 paket sembako dalam operasi pasar tersebut. Paket komoditi yaitu minyak goreng, beras dan gula mengkontribusi terjadinya inflasi Kota Malang pada periode Oktober 2022.
‘’ Sebagai contoh komoditas minyak goreng mengalami kenaikan harga 2,5 persen, sedang komoditas beras mengalami kenaikan 0,36 persen dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,01 persen,’’ papar Eko.
Paket sembako harganya dipatok Rp200 ribu, Pemkot Malang memberikan subsidi sebesar Rp 75 ribu. Maka, warga dapat membeli paket tersebut dengan harga Rp125 ribu.
‘’Dengan adanya operasi pasar harga-harga bisa dijangkau masyarakat, karena tujuan operasi pasar memberikan layanan kepada masyarakat akibat inflasi,’’ jelas Eko.
Operasi pasar hari pertama dilakukan di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, hingga tanggal 23 November ini sudah sampai di Mulyorejo Kecamatan Sukun. Operasi pasar dilakukan menyasar warga kurang mampu berdasarkan pendataan yang telah dilakukan oleh RT/RW.
‘’ Warga kami arahkan yang ada di pinggiran dan membutuhkan, nanti akan ditentukan dan disebarkan kupon di setiap titik oleh pak RW, pak lurah, pak camat yang tahu kondisi mereka,’’ jelasnya.
Berdasarkan data BPS, pada bulan Oktober 2022 lalu minyak dan beras termasuk komoditi penyumbang inflasi di Kota Malang. Maka selain gula pasar, pada operasi pasar ini kedua komoditi ini menjadi kebutuhan pokok yang didistribusikan dengan harga subsidi.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Malang, Diah Ayu Kusumadewi mengatakan, Wali Kota Malang sangat mengapresiasi kegiatan operasi pasar yang dilakukan Diskopindag. Hal ini menunjukkan Pemkot Malang hadir dalam seluruh lapisan masyarakat. Lebih utamanya hadir di masa inflasi seperti saat ini.
Menurut dia, Pemkot Malang harus memberi intervensi akan adanya inflasi. Dia berharap subsidi yang bersumber dari APBD ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Salah satu warga Mulyorejo, Feni menyampaikan terima kasih atas program operasi pasar yang diselenggarakan. "Semoga ada lagi, karena kami merasa sangat terbantu," katanya.
Sebagai informasi, Kota Malang mengalami deflasi dengan angka cukup tinggi pada Oktober 2022, yakni 0,11 persen. Informasi ini diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini dalam konferensi pers (konpers) yang diadakan secara daring, Selasa (1/11/2022).
Erny mengungkapkan ada sejumlah komoditas yang menyebabkan deflasi di Kota Malang. Penyebab deflasi terbesar adalah menurunkannya harga komoditas-komoditas cabai rawit. Komoditas ini mengalami penurunan harga sebesar 25,83 persen dengan andil deflasi 0,07 persen.
Penyumbang deflasi terbesar kedua berasal dari komoditas daging ayam ras. Menurut Erny, komoditas ini telah mengalami penurunan harga hingga 4,89 persen. Oleh karena itu, pangan ini memberikan andil deflasi sekitar 0,06 persen.
Selanjutnya, terdapat telur ayam ras yang juga ikut menyumbang deflasi di Kota Malang. Komoditas ini tercatat mengalami penurunan harga sekitar 8,86 persen. "Dengan andil deflasi sebesar 0,05 persen," ucap perempuan berhijab ini.
Selain itu, terdapat komoditas angkatan udara, cabai merah dan mangga. Kemudian ada pula komoditas tarif kendaraan roda empat daring, emas dan perhiasan, bawang merah dan tomat. Komoditas-komoditas ini telah menyumbangkan deflasi di Kota Malang pada bulan lalu. (Advertorial/Zis Muzahid)