JATIMPOS.CO/ SURABAYA - Berbagai inovasi serta kerja keras Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, dalam menggerakkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terus dikembangkan. Salah satunya adalah inovasi yang dilakukan oleh Kecamatan Genteng. Dalam 10 hari ke depan, UMKM binaan Kecamatan Genteng tersebut, berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bank Mandiri dengan menggelar pameran.
Pameran yang berlangsung di hall Bank Mandiri, Jalan Genteng Kali Surabaya itu, diikuti oleh sekitar 50 UMKM yang terdiri dari lima kelurahan dengan total 60 jenis produk.
Camat Genteng Surabaya, Linda Novanti menyebut, konsep kerjasama semacam ini bermula dari keinginannya dalam membangkitkan ekonomi kota. Khususnya bagi pelaku UMKM di masa pandemi Covid-19, sesuai dengan arahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
“UMKM ini mulai hidup kembali sekitar bulan Maret 2021. Kami belajar jatuh bangunnya memilih menu, kemasan, harga maupun lokasi yang kami gunakan untuk mempromosikan produk. Sasarannya di berbagai perusahaan,” kata Linda sapaan lekatnya, di sela-sela pameran, Selasa (14/6/2021).
Dia menjelaskan, dari situlah berbagai peluang muncul termasuk kerjasama dengan Bank Mandiri. Selain itu, meskipun meja yang disiapkan tidak banyak, namun produk yang dijual dapat mewakili 50 UMKM dari 60 jenis produk. Diantaranya produk kuliner, handy craft dan fashion. Setiap harinya selama 10 hari itu, UMKM yang datang berbeda-beda dengan produk yang berbeda pula.
Menariknya, dari kerjasama dengan Bank Mandiri, telah pula disiapkan transaksi penjualan produk menggunakan cashless (tanpa uang tunai). Caranya menggunakan uang elektronik dengan melakukan scan barcode QRIS yang telah disiapkan oleh Bank Mandiri. “Sekaligus sebagai bentuk komitmen kami dengan Bank Mandiri untuk mendukung pembayaran non tunai,” urainya.
Sementara itu, Kepala Cabang Bank Mandiri Surabaya Gentengkali Herman Toni mengatakan, kerjasama ini lebih kepada kepedulian Bank Mandiri kepada para UMKM. Khususnya yang memiliki usaha di wilayah satu kecamatan dengan cabang Bank Mandiri. Dia menyebut, saat ini yang paling dibutuhkan pelaku UMKM adalah pembeli. Makanya, ia pun mewajibkan pembeli melakukan transaksi secara online agar semakin memperluas jangkauan..
“Semua customer membayar melalui scan barcode QRIS dengan ponsel masing-masing. Tanpa menyentuh alat lain dan real time. Tentunya ini mendukung program pemerintah dalam pemutus rantai Covid-19,” kata Herman.
Dia berharap setelah kerjasama ini, pelaku UMKM dapat merasakan keuntungan berjualan secara digital. Termasuk menagih pembayaran maupun pembukuan sederhana. “Dari situ ke depannya apabila membutuhkan penguatan modal, secara history transaksi sudah tercatat sehingga lebih mempermudah,” urainya.
Di samping itu, pelaku UMKM Bandeng Coorporation bernama Lilis mengaku, bersyukur atas kesempatan yang diperolehnya. Menurutnya, kegiatan seperti ini merupakan bentuk nyata pemkot hadir mengangkat ekonomi pelaku UMKM. Tidak hanya itu, ia memastikan, untuk produk yang dijual pun telah melalui tahap tes food dan telah teruji kualitasnya. “Kita berterima kasih sekali kepada Bu Linda yang telah mendorong kami dan membuka kan jalan yang belum pernah kita alami seperti ini. Ini menjadi penyemangat untuk kita,” pungkasnya. (*)