JATIMPOS.CO/SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi resmi mencanangkan Hari Padat Karya pada Jumat (25/3/2022), dengan memanfaatkan sekitar 200 hektar lahan tambak Bekas Tanah Kas Daerah (BTKD). Salah satu aset BTKD yang digunakan untuk Padat Karya itu ada di kawasan Gendong, Kecamatan Pakal.

Di Pencanangan Hari Padat Karya ini, Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, aset BTKD yang digunakan untuk tambak Ikan Bandeng itu nantinya akan dikelola oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Kalau lahan ini dibiarkan idle (diam) tidak dimanfaatkan, kan sayang. Sehingga pemkot sebagai fasilitatornya, mengisi lahan ini dengan Bandeng dan Udang, kemudian hasilnya diambil oleh MBR. Kemudian ke depannya, mereka tidak lagi menggunakan dana APBD dari pemkot tapi dari hasil kerja dari MBR yang memanfaatkan lahan ini," ujar Wali Kota Eri Cahyadi.

Bukan hanya aset BTKD Pakal saja yang digunakan sebagai Padat Karya, akan tetapi Pemkot Surabaya juga akan memanfaatkan lahan yang ada di taman raya Hutan Pakal dan Wisata Pesisir Romokalisari. Aset yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya itu diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Kota Pahlawan.

"Jadi ke depannya Insya Allah nggak onok maneh kemiskinan, nggak onok pengangguran (tidak ada kemiskinan dan pengangguran). Jadi kalau hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pemkot saja, nggak selesai ini (kemiskinan dan pengangguran), maka dari itu yang kita sepakati ini adalah Padat Karya," jelas Wali Kota Eri Cahyadi.

Saat pencanangan hari padat karya ini, pemkot sudah mempekerjakani sekitar 150 orang tenaga kerja untuk menggarap 5,5 hektar dari 200 hektar  tembak di Gendong, Kecamatan Pakal. Nantinya, bukan hanya dijadikan sebagai tambak Ikan Bandeng dan Udang saja, agar bisa lebih banyak lagi menyerap tenaga kerja, Wali Kota Eri Cahyadi juga ingin nantinya disediakan tempat wisata kuliner di kawasan ini.

Konsepnya, sambung Wali Kota Eri, nantinya pengunjung datang ke lokasi bisa menikmati kuliner seafood sembari berwisata memancing. Ia membayangkan, konsep wisata kuliner ini nantinya ada rumah makan plus tempat pemancingan dengan konstruksi bambu seperti yang ada di Romokalisari.

"Di gawe panggon kuliner kan yo isok (dibuat wisata kuliner kan juga bisa). Lampunya dipasang biar terang kalau malam, kemudian di sisi ini ada kolam ikan, kemudian bisa dibakar ditempat setelah mancing, nah iku (nah itu) cocok. Kita harus terus berinovasi," ucapnya.

Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu berharap, dicanangkannya Hari Padat Karya ini bisa memakmurkan warga Surabaya khususnya MBR. Oleh karena itu, ia ingin mindset (cara berpikir) warga Surabaya bukan hanya berharap dengan bantuan dari pemerintah, tetapi bagaimana caranya bisa mengubah nasib dengan usaha.

"Nggak duwe kerjoan, sugih nggak sugih (tidak punya pekerjaan, kaya dan miskin) itu bisa kita ubah. Kalau kita tidak usaha dan tidak bisa berinovasi, ya susah," tuturnya. 

Sementara itu,  Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, lahan BTKD di Kecamatan Pakal itu ada 250 hektare. Dari 250 hektar, yang dimanfaatkan untuk Padat Karya sekitar 200 hektare. (*)

TERPOPULER

  • Minggu Ini

  • Bulan Ini

  • Semua