JATIMPOS.CO/JEMBER - Beberapa perempuan yang mengaku berprofesi sebagai foto model mendatangi Mapolres Jember, Rabu (22/5/2024) sore. Mereka melaporkan seorang fotografer berinisial AP (25) warga Desa Balung Kulon, Jember.
Terlapor diduga melakukan pelecehan seksual terhadap para perempuan tersebut. Para korban diketahui berinisial RR asal Banyuwangi, dan M asal Tuban. Kemudian dua perempuan lainnya asal Jember, yakni R asal Kecamatan Jenggawah, dan AY asal Kecamatan Balung.
Salah satu korban berinisial AY saat dikonfirmasi, mengaku modus pelaku untuk melakukan aksinya. Berawal dengan menawari para korban untuk mau dipotret sebagai foto model.
Untuk para korban, kata AY, kurang lebih 30 orang. Saat ini masih bermaksud memberanikan diri, untuk juga ikut membuat laporan polisi.
"Awal mulanya dia (terduga pelaku) mengirim pesan lewat DM (Direct Message) di akun sosial media Instagram. Kemudian dia chat dan tanya-tanya. Kira-kira mau gak jadi model foto untuk kemudian dipasang di feed Instagramnya. Setelah itu dia minta kita untuk membawa satu buah dress hitam. Kemudian dia basa basi di DM, lalu dia minta nomer WA," kata AY saat dikonfirmasi via telepon seluler, Kamis (23/5/2024).
"Setelah kita kasih, ada beberapa korban yang datang ke lokasi studio foto miliknya. Tapi ternyata di sana, gak sesuai dengan ekspektasi. Kami para korban di sana itu malah mendapat perlakuan tidak senonoh," sambungnya.
Menurut AY, studio milik terduga pelaku tampak sepi. Sehingga aksi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan berlangsung aman.
"Kebanyakan sepi di studionya itu, tapi ya kadang hanya berdua dengan model lain. Tapi semisal kondisi studio rame, kita difotonya paling belakang sendiri gitu," ungkapnya.
Korban juga menyampaikan, tindak senonoh yang dilakukan. Sehingga mengarah pada tindak dugaan pelecehan seksual, memanfaatkan kelengahan korban saat berpose sebelum di potret oleh terduga pelaku.
"Beberapa korban itu sempat dilecehkan, dipegang payudara nya, vaginannya. Bahkan ada juga yang dipaksa melakukan hal -hal seperti itu (tindak pelecehan seksual)," ungkapnya.
Terkait tindak dugaan pelecehan seksual yang terjadi, lebih lanjut kata AY, sudah berlangsung lama. Bahkan sekitar 3 tahun yang lalu. Untuk para korban, ditengarai mencapai puluhan orang.
"Kami para korban ini kemudian saling berkomunikasi. Kalau kejadiannya, diketahui mulai tahun 2020 lalu. Berani speak up tahun ini, karena apa yang terjadi ternyata sama semua. Saat ini ada sekitar 6-7 orang yang melaporkan. Tapi yang pasti jadi korban masih 4 orang. Di luaran korbannya mungkin ada 30 orang lebih. Korban rata -rata mahasiswa. Diminta untuk membawa dress hitam, dan harus (tampil) seksi gitu," imbuhnya menjelaskan.
"Bahkan ada yang berhijab, malah disuruh lepas. Mereka mau melakukannya, karena (juga) ada unsur pengancaman juga di situ, ada unsur kekerasan juga," lengkapnya.
Sementara itu salah satu korban lainnya, M mengaku dengan adanya tindak dugaan pelecehan seksual itu. Dirinya sengaja menyebarkan informasi tentang apa yang dilakukan terduga pelaku di Medsos.
"Alhamdulillah viral, karena memang kejadian ini harus diungkap. Karena apa yang dilakukan dia (terduga pelaku) adalah tindak kejahatan," ujar korban saat dikonfirmasi terpisah.
Dari diungkapnya informasi di medsos, bahkan menurutnya sampai viral. Pihaknya berharap, korban lainnya dapat bersuara.
"Saat ini sudah ada 6-7 orang, tapi kami masih diperiksa. Sementara ada 4 orang yang tercatat di polisi. Padahal korbannya banyak. Semoga semua bisa speak up (bersuara)," tegasnya.
Menanggapi laporan para korban yang diduga mengalami pelecehan seksual itu. Pawasidik Satreskrim Polres Jember Iptu Naufal Muttaqin, mengatakan polisi masih menerima laporan dari para korban.
"Benar sejumlah korban sudah membuat laporan ke Polres Jember. Namun masih pada tahap menerima laporan. Masih proses pemeriksaan terhadap para saksi korban. Lebih lanjut akan kami sampaikan," kata Iptu Naufal Muttaqin. (ari).