JATIMPOS.CO/BONDOWOSO- Dugaan penyimpangan dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di salahsatu Bank “Plat Merah” Bondowoso semakin mencuat. Sejumlah pemuda mengaku menjadi korban manipulasi data yang diduga dilakukan oleh oknum pegawai Bank tersebut.
Modus yang digunakan adalah merekayasa foto para pemohon dengan latar belakang kebun kopi, sehingga seolah-olah mereka memiliki usaha perkebunan sebagai syarat pengajuan KUR. Padahal, kenyataannya mereka sama sekali tidak memiliki usaha tersebut.
Wakil Ketua LSM Berdikari, Muhammad Sodiq, mengungkapkan bahwa dugaan manipulasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan beberapa pemuda di satu lokasi, lalu membawa mereka ke kebun kopi di Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin. Di sana, mereka difoto secara bergantian sambil memegang pohon kopi, menciptakan kesan bahwa mereka adalah petani kopi.
Menurut Sodiq, para korban awalnya diminta berkumpul di sebuah lokasi sebelum dibawa ke kebun kopi. Di sana, mereka difoto secara bergantian dengan latar belakang yang sama sambil memegang pohon kopi, seolah-olah memiliki usaha perkebunan.
"Pengakuan korban menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki kebun kopi sama sekali. Namun, mereka difoto di lokasi yang sama secara bergantian untuk memenuhi persyaratan pengajuan KUR," kata Sodiq, Selasa (4/01/2025).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa sejak awal proses pengajuan KUR ini sudah terlihat penuh rekayasa dan manipulasi. Diduga, ada keterlibatan oknum dalam praktik ini.
Penggunaan Identitas Orang Lain
Selain rekayasa foto, modus lain yang digunakan adalah pemakaian data pribadi masyarakat, seperti KTP dan Kartu Keluarga (KK), untuk mengajukan pinjaman tanpa sepengetahuan pemilik identitas asli. Bahkan, Surat Keterangan Usaha (SKU) diduga dibuat secara tidak sah demi memenuhi persyaratan pencairan dana KUR.
"Kami menduga ada pihak eksternal bank yang berperan dalam mengondisikan SKU ini. Mereka memanfaatkan nama dan data pribadi warga untuk meraup keuntungan dari program pemerintah," tambahnya.
Menurutnya, dugaan penyimpangan ini tidak hanya terjadi di Kecamatan Sumberwringin, tetapi juga berpotensi ditemukan di Kecamatan Sukosari. LSM Berdikari pun terus mengumpulkan informasi dan membuka aduan bagi masyarakat yang merasa dirugikan.
Kesaksian Korban
Salah satu korban, Syaiful, warga Sumberwringin, mengungkapkan bahwa pada Februari 2024, ia bersama delapan pemuda lainnya dikumpulkan di rumah seseorang berinisial RAZ sebelum diajak ke bank Jatim untuk mencairkan dana. Mereka dijanjikan akan menerima bantuan sebesar Rp 1 juta.
"Saat kami di rumah RAZ, sudah ada seorang pegawai bank berinisial D. Kami kemudian diangkut dengan mobil ke kebun kopi di Dusun Kluncing, Desa Sukorejo," kata Syaiful.
Di lokasi tersebut, mereka difoto secara bergantian oleh oknum pegawai bank yang sama. " Kami disuruh memegang pohon kopi sambil difoto, agar terlihat seperti memiliki usaha perkebunan," lanjutnya.
Terkait dugaan penyimpangan ini, Kepala Bank Jatim Cabang Bondowoso, Bambang Eko Budi Prakoso, melalui Rahmad Taufik Hidayat selaku bidang kreditur, menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan investigasi.
"Kami masih dalam proses pendalaman dan tidak bisa mengambil keputusan secara langsung," ujarnya.
Kasus ini masih terus berkembang, dan masyarakat yang merasa dirugikan diimbau untuk segera melapor. Dugaan rekayasa dalam penyaluran KUR ini menunjukkan adanya celah dalam sistem yang perlu segera diperbaiki agar program pemerintah benar-benar tepat sasaran. (Eko)