JATIMPOS.CO/KABUPATEN MOJOKERTO - Jelang Pilkada Kabupaten Mojokerto 2020, suasana Politik mulai memanas. Banyak kader maupun Pengurus parpol tidak sejalan dengan induk partai dalam tentukan pilihan dukungan.


Beberapa waktu lalu kader dan simpatisan PDIP menyatakan deklarasi dukungan pada Paslon Ikfina – Barra (BARRA). Padahal induk partai mendukung Paslon Paslon (Pungkasiadi – Titik Masudah). Kali ini giliran Kader, Simpatisan dan Pengurus PKB, nekat bersilaturahmi dan menyatakan dukungan Paslon IKBAR dengan mendatangi Posko Ikbar di Guest House Institut KH. Abdul Chalim, Pacet Mojokerto, Minggu(5/6/2020).

Berdasarkan data yang dihimpun jatimpos.co, Titik Masudah adalah adik kandung Ida Fauziah (Menakertrans) politisi PKB. Rekomendasi PKB dalam pilkada Mojokerto bakal turun ke Paslon Pungkasiadi - Titik mas udah. Koalisi (PDIP dan PKB).

Namun anehnya ratusan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang terdiri dari Pengurus Anak Cabang (PAC) dan ranting se-kabupaten Mojokerto kompak mendukung calon Bupati-Wakil Bupati Ikfina Fahmawati dan Muhammad Al-Barra, Lc, M.Hum Paslon (IKBAR).Bahkan dukungan kader PKB itu sangat semarak. Apalagi sebagian dari mereka banyak memakai jas dan baju berlogo PKB dan terus menggemakan yel-yel Ikbar menang. Mereka juga menyanyikan lagu: maju tak gentar membela yang benar, lagu khas PKB.

M. Toyib kader PAC PKB Kecamatan Ngoro menegaskan, surat pernyataan sikap kader PKB yang tergabung dalam komunitas Sapu Lidi  mendukung Paslon IKBAR. “Sekitar 80 persen kader PKB akar rumput mendukung pasangan Ikbar,” kata Toyib.
 
Di tempat yang sama Achmad Baidowi, mantan Ketua DPC PKB Kabupaten Mojokerto dihadapan tamu yang hadir dan Paslon IKBAR, mengatakan meski sekarang DPC PKB dan PDIP mengusung Pungkasiaji dan Titik Masudah sebagai calon bupati dan wakil bupati, tapi bisa saja mengalami nasib seperti pemilihan Gubernur Jawa Timur.”Ingat ketika Pilgub, Jatim,  PDIP dan PKB satu koalisi mendukung Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti. Tapi perolehan suara kalah jauh dari  Khofifah Indar Parawansa yang didukung partai lain karena kader di akar rumput mendukung Khofifah dan Emil Elestianto Dardak,” tegasnya.

Muhamad Al Barra dihadapan kader PKB, mengatakan bahwa ia saat berada di Mesir pernah menjadi Ketua Dewan Syuro PKB Mesir. Awalnya PKB di Mesir tak ada yang memilih saat pemilu. Setelah saya perjuangkan, perolehan suara PKB di Pemilu menjadi pemenang kedua.
 
“Saat Pemilu PKB di Mesir hanya dapat 1 suara. Karena ketua PKB-nya tak disukai orang, akhirnya saya dan teman-temannya lalu berinisiatif membesarkan PKB. Saya biayai sendiri bekerjasama dengan orang Indonesia yang berada di Mesir, Pemilu PKB mrnjadi  pemenang kedua,” kata Gus Barra.

Lanjut Gus Barra, kemenangan PKB di Mesir itu, mendapat apresiasi DPP PKB. “Saat itu Cak Imin mencari saya di Mesir, tapi saya sudah pulang ke Indonesia,” tutur putra Kiai Asep Saifuddin Chalim itu.

Senada dengan Gus Barra, KH. Asep Saifuddin Chalim juga menceritakan perjuangannya saat mendirikan PKB di Surabaya. Dan menjabat ketua PCNU Kota Surabaya. Bahkan ketika KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendeklarasikan PKB di Jakarta ia hadir. Setelah itu ia membentuk tim 9 yang kemudian jadi tim 5.

Perjalanan tim 5 inilah yang kemudian menyusun kepengurusan PKB Kota Surabaya. “Saya yang menandatangani kepengurusan PKB Surabaya bersama Kiai Haji Mas Nur Branjangan,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua DPC PKB Kabupaten Mojokerto AYNI ZUROH, SE.MM, dikonfirmasi jatimpos.o terkait kader dan pengurus PKB, tak sejalan dengan pilihan Induk parpol dalam pilkada serentak Kabupaten Mojokerto, via telp tidak ada balasan. (din)