JATIMPOS.CO/LAMONGAN – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Lamongan menggelar rapat forum Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di aula gedung DTPHP, Selasa (02/03/2021).
Pertemuan itu untuk mengsinkronkan prioritas kegiatan pembangunan dari 27 kecamatan di Lamongan dengan rancangan rencana kerja perangkat daerah.
Plt. Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lamongan, saat memimpin rapat tersebut mengatakan, perencanaan pembangunan memiliki peranan penting dalam keseluruhan proses pembangunan, dengan kata lain, keberhasilan proses pembangunan yang dilaksanakan, banyak ditentulan sejak dari proses perencanaannya.
“Forum Organisasi Perangkat Daerah ini bertujuan untuk mensingkronkan prioritas kegiatan pembangunan tahun 2022. Tentunya dari berbagai kecamatan dengan rancangan rencana kerja perangkat daerah,” ujar Sujarwo.
Lebih lanjut, dikatakan kegiatan ini juga bertujuan menyepakati prioritas kegiatan yang akan dimuat dalam rencana kerja. Selain itu, untuk mendapatkan klarifikasi terhadap usulan prioritas dari desa/kelurahan hasil musrenbang kecamatan yang akan didanai dari APBD.
“Dengan menyusun prioritas kegiatan dari hasil musrenbang tingkat kecamatan baik usulan kegiatan fisik maupun non fisik,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala UPT DTPHP Wilayah Kerja Kecamatan Tikung Sawin mengatakan, dimasa pandemi sektor pertanian mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
“Salah satunya, mendaftarkan petani ke dalam sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) untuk pemenuhan pupuk bersubsidi,” jelasnya.
Untuk mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah, lanjut Sawin petani harus terdaftar dalam e-RDKK. Sistem penyusunan online meliputi kebutuhan benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian hingga modal kerja.
“Dengan pupuk bersubsidi ini, kami berharap petani bisa memenuhi kebutuhan pupuknya dengan harga yang terjangkau,” harap Sawin.
Perlu diketahui juga dalam memasuki masa panen tanam pertama saat ini di wilayah Lamongan. Harga gabah kering panen (GKP) mengalami anjlok, ada penurunan harga yang cukup fantastis. Yakni harga gabah kisaran Rp 3.700-Rp 3.800 per kg nya, dari harga sebelum panen mencapai Rp 4.100 per kg-Rp 4.200.
Kualitas gabah hasil panen petani saat ini juga tergolong masih bagus, namun sayangnya harganya yang cenderung turun. Bukan sebaliknya, ada kenaikan harga. Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, harga gabah cenderung turun pada awal masa panen pertama, dan akan berangsur naik ketika sudah tidak ada musim panen.
Dikatakan Sawin berdasarkan informasi dari petani, penurunan harga tersebut terjadi dikarenakan penyerapan atau pembelian gabah oleh Bulog belum berjalan maksimal.
“Saya juga khawatir harga gabah di tingkat petani nantinya makin terpuruk ketika memasuki panen raya yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan Maret ini dan April mendatang,” ujarnya.
Sawin mengharapkan agar Bulog secepatnya bisa menyerap gabah petani pada musim panen tanam pertama saat ini. Tujuannya agar harga gabah bisa stabil sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) supaya tidak makin terpuruk. HPP yang ditetapkan dalam kan jelas, untuk gabah kering ditingkat petani Rp 4.200 per kg, ditingkat penggilingan Rp 4.250.
“Ini tadi yang kami sampaikan dalam gelar rapat forum Organisasi Perangkat Daerah, yang bertujuan menyepakati prioritas kegiatan yang akan dimuat dalam rencana kerja. Termasuk untuk mendapat klarifikasi dari Pemerintah Daerah, terhadap usulan prioritas dari desa/kelurahan hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (musrebang) kecamatan yang akan didanai dari APBD,” pungkasnya. (bis)