JATIMPOS.CO/KOTA MOJOKERTO - Pemerintah Kota Mojokerto berhasil mendapatkan sertifikat Open Defication Free (ODF). Penghargaan dibidang kesehatan ini diberikan Gubernur Jatim pada Pemkot Mojokerto karena dianggap berhasil menyelesaikan masalah Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Penghargaan diserahkan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan diterima langsung oleh Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari di Gedung Grahadi Surabaya, Selasa (06/04) malam.
Dalam pengarahan Khofifah menyampaikan bahwa saat ini masih banyak yang belum menggunakan MCK berbasis rumah tangga. Untuk itu bagi kepala daerah yang berhasil untuk medorong Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) selain ungkapan terima kasih juga harus diberikan apresiasi penghargaan.
"Kepada Bupati/Wali kota agar format PHBS harus dibangun pada Sanitasi Berbasis Total Berbasis Masyarakat (STBM)," tegasnya.
Wali kota yang akrab disapa Ning Ita ini menjelaskan bahwa untuk menciptakan masyarakat yang sehat salah waktunya adalah dengan ODF. Dan untuk mencapai Kota Mojokerto yang ODF sudah dilakukan dengan beberapa program. Diantaranya edukasi akan pentingnya jamban sehat melalui kader motivator. "Membangun sanitasi masyarakat (Sanimas) dan membangun IPAL Komunal di pemukiman padat penduduk," jelasnya.
Selain itu untuk meningkatkan derajat kesehatan warganya, Pemkot juga memiliki program Bedah Rumah Swadaya. "Dalam program ini pemerintah selain memberikan bantuan untuk perbaikan rumah, juga memberi pengarahan agar warga dapat membangun rumah yang sehat. Sehingga arahan gubernur tentang MCK berbasis Rumah Tangga bisa secepatnya dicapai di Kota Mojokerto," tambahnya.
Lebih lanjut Ning Ita menyampaikan bahwa pencapaian prestasi ini merupakan sinergitas dan dukungan dari berbagai pihak diantaranya Dinas Kesehatan, Bappedalitbang, Dinas Perumahan dan Permukiman, Forum Kota Sehat dan PKK.
Ning Ita juga berharap prestasi ini menjadi stimulan yang luar biasa bagi semua agar kedepan dapat memperoleh prestasi yang lebih baik, keterbatasan dan hambatan yang dihadapi pada suasana pandemi tidak menjadi sebuah kendala yang berarti jika berikhtiar maksimal dan berupaya secara profesional.
World Health Day atau Hari Kesehatan Dunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 7 April. Perayaan ini juga dilakukan untuk menandai didirikannya organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) pada tahun 1948. Pada 1948, WHO mengadakan Majelis Kesehatan Dunia untuk pertama kalinya. Pada agenda tersebut, majelis memutuskan untuk merayakan 7 April sebagai Hari Kesehatan Dunia yang dirayakan pertama kalinya pada 1950. World Health Day ini setiap tahun memperhatikan topik kesehatan tertentu yang menjadi perhatian orang-orang di seluruh dunia. (Din)