JATIMPOS.CO/KABUPATEN MOJOKERTO - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto, terus berupaya menghidupkan atau meramaikan Pasar Rakyat Trowulan. Bahkan upaya non teknis pun dilakukan, yang dengan menggelar ruwatan di bulan Muharram 1444 Hijriyah.
Prosesi ruwatan tersebut, meliputi ritual menggabungkan tanah dari 7 pasar yang ada di Kabupaten Mojokerto untuk ditanam di depan pasar, serta menanam Pohon Tanjung dan Pohon Maja disiram dari 3 sumber mata air yang mengandung keramat sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit.
Selain itu, ritual dilakukan tokoh adat pimpinan seni bantengan. Sebelum sesepuh seni bantengan berdoa, disandingi bunga sekar serta disumet (dihidupkan) Jossua.
Sebelumnya, terlebih dahulu dilakukan kirab budaya mengawal Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, dari jalan raya Trowulan menuju pintu gerbang halaman Pasar Trowulan.
Iwan Abdillah Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto dalam sambutannya mengatakan, ini merupakan satu upaya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto untuk meramaikan atau menghidupkan pasar rakyat Trowulan menggelar ruwatan di hari dan bulan baik yakni tanggal 7 Agustus/9 bulan Muharram. “Angka 7 maknanya pitulungan, agustus itu kemerdekaan, sedangkan 9 muharram itu artinya hari tasyu'a 1444 Hijriyah,” terangnya.
Mantan Camat Trawas ini juga mengungkapkan, bahwa Pasar Trowulan ini diresmikan akhir tahun 2019, kemudian April 2020 ada pandemi Covid-19 sehingga kegiatan menjadi lumpuh sampai akhir 2021.
Disperindag sudah berusaha untuk menghidupkan aktifitas Pasar Trowulan dengan berbagai cara, misalnya mengumpulkan para pedagang, buat event dalam pasar, launching-launching inovasi, serta mengadakan pasar murah.
“Kami sudah berupaya untuk menghidupkan pasar ini, namun masih belum bisa ramai maksimal, salah satu penyebab sepinya disebabkan akses jalan menuju pasar ramai, rawan kecelakaan, dan akhirnya kami buatkan jalan terobosan belakang pasar, akses dari jalan kampung bisa masuk kawasan Pasar Trowulan,” terangnya.
Ia menjelaskan bahwa cara non teknis meramaikan pasar ini dilakukan setelah diskusi dengan tokoh agama, tokoh budaya. Kegiatan bantengan ini merupakan terobosan meramaikan pasar. Terbukti banyak warga masyarakat yang menyaksikan seni bantengan dan tahu keberadaan Pasar Trowulan.
“Acara ruwatan untuk meramaikan Pasar Trowulan ini terselenggara berkat kerjasama dengan Laskar Gunung jati (Seni Bantengan Mojokerto), Disperindag dan Bank Jatim, serta didukung masyarakat desa setempat,” jelas Iwan.
Sementara itu Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati di hadapan masyarakat mengatakan, pasar itu bisa ramai bukan tergantung dari Kepala Dinas Perindustrian, camat atau instansi terkait, melainkan ramainya pasar tergantung dari masyarakatnya. ”Bapak/ibu ramainya pasar itu dari panjenengan semua, panjenengan jual apa saja dibawa ke pasar biar pembeli butuh apa saja juga datang ke pasar,” katanya.
Lanjut dikatakan Bupati Ikfina, ruwatan ini merupakan ikhtiar batin diiringi doa. “Semoga dengan ikhtiar batin serta berdoa pada Alloh SWT Pasar Trowulan bisa ramai. Dan upaya berikutnya biar masyarakat terhibur, Disperindag harus menghadirkan pegelaran wayang kulit di pasar,” ujarnya.
Turut hadir dalam ruwatan Pasar Trowulan, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Kadis Perindag Iwan Abdillah, Kadis Porabudpar Norman Donhandito, Camat Trowulan Mujiono, Kabag Protokol dan Komunikasi, Pimpinan Hj. Erna Alfiyah, Danramil dan Kapolsek Trowulan. (din)