JATIMPOS.CO/LAMONGAN - Keinginan warga Desa Doyomulyo, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan untuk bisa memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) yang bersumber dari air tanah (sumur bor) tidak mustahil.

Bahkan keinginan tersebut mendapat respon dari Universitas Islam Lamongan (Unisla), melalui Rektor Unisla Bambang Eko Muljono menyatakan siap mendampingi keinginan masyarakat Desa Doyomulyo, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan untuk memproduksi air tanah (sumur bor) menjadi air minum dalam kemasan (AMDK).

"Unisla siap mendampingi keinginan warga Desa Doyomulyo. Karena untuk memproduksi air tanah menjadi AMDK itu tidak mahal.Tergantung apa yang kita rencanakan. Apalagi sumber dari sumur bor Dusun Kalangan, Desa Doyomulyo," kata Rektor Unisla Bambang Eko Muljono saat sosialisasi UMKM pengolahan air tanah untuk produksi AMDK dengan prototype IPAM termodifikasi di Dusun Kalangan, Desa Doyomulyo, Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan, Selasa (16/08/2022). .

Bambang mengungkapkan volume atau debit dari air yang dikeluarkan dari sumur bor yang ada di Dusun Kalangan, Desa Doyomulyo melimpah meski di musim kemarau. Dan penggunaannya hanya untuk konsumsi bukan untuk di minum tapi kebutuhan rumah tangga.

Selain itu dikatakan Bambang, daripada harus minum air dari produksi yang digawangi oleh pihak asing. Akan lebih baik, apabila warga desa setempat bisa minum air yang nantinya diproduksi oleh pihak sediri.

"Kalau kita minum air dari sini maka yang mulyo itu warga Desa Doyomulyo," ungkapnya.

Keinginan untuk memproduksi air tanah menjadi AMDK itu bermula dari Kepala Desa (kades) Doyomulyo menceritakan anak-anak karang taruna setempat berkeinginan agar memanfaatkan dan mengolah air tanah yang sumbernya melimpah.

"Jangan sampai potensi alam yang ada ini, justru dimanfaatkan hasilnya oleh orang asing. Apakah air Desa Doyomulyo bisa layak minum, tentunya bisa. Asalkan harus direkayasa dengan peralatan yang sederhana agar aman untuk di minum," ucapnya.

Bambang menegaskan, anak-anak karangtaruna di Desa Doyomulyo tidak perlu khawatir ketika akan memproduksi sesuai dengan standart BPOM.

"Kita siap kok, mendampingi keinginan anak-anak karangtaruna. Karena Unisla juga punya laboratorium," ujar Bambang.

Untuk diketahui, 31 mahasiswa Unisla sedang melaksanakan KKN di Desa Doyomulyo, Kecamatan Kembangbahu, mulai tanggal 1 Agustus sampai dengan 27 Agustus mendatang. Mereka diharapkan bisa mengenal kehidupan ditengah-tengah masyarakat.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Doyomulyo Suratno mengaku senang dan bangga akhirnya ada kerjasama dengan Unisla mengenai inovasi pengolahan air tanah untuk diproduksi menjadi AMDK.

"Penandatanganan MoU ini sebuah motivasi yang sangat membanggakan bagi kami. Karena peluang untuk berinovasi menjadikan air sumur bor menjadi air minum akan terlaksana sepenuhnya," kata Ratno.

Ratno meyakini, apabila potensi sumur bor ini dimanfaatkan sebaik-baiknya akan mensejahterakan pemuda karangtaruna dan warga di desanya.

Menurutnya, potensi air tanah yang ada di Masjid Baitul Mukminin Dusun Kalangan, Desa Doyomulyo tersebut sangat melimpah.

"Kemarin selama 5 hari tanpa putus, air tanah digunakan untuk kebutuhan rumah tangga saja masih lebih. Nah, kelebihan inilah yang akan menjadi kesempatan bagi pemuda bisa mendapatkan lapangan pekerjaan," ucap Ratno yang mengapresiasi kesiapan Unisla mendampingi keinginan Desa Doyomulyo memproduksi AMDK. (bis)