JATIMPOS.CO/TUBAN - KH Ahsan Ghozali terpilih menjadi Syuriah PCNU Tuban. Dalam perhelatan Konferensi Cabang (Konfercab) VII Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban yang dilaksanakan Sabtu sampai Minggu, 24-25 Desember 2022, Kiai Ahsan Ghozali ditunjuk oleh lima orang Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa) untuk diberi Amanah sebagai Syuriah PCNU.
Sebelum penunjukan Syuriah, terlebih dulu dilakukan tabulasi dukungan untuk memilih Ahwa. Dalam proses ini sebelum dilaksanakan konfercab sudah dilakukan usulan dari seluruh pengurus Ranting dan MWC untuk memilih lima nama yang diusulkan menjadi Ahwa.
Usulan yang disampaikan Ranting dan MWC itu diberikan secara tertutup pada panitia. Baru pada saat konferensi usulan itu dibuka dengan disaksikan oleh perwakilan dari PBNU, PWNU dan perwakilan peserta konfercab. Dari usulan nama-nama yang bakal duduk di Ahwa itu, muncul 15 nama yang diusulkan. Hanya, untuk Ahwa dipilih lima nama dengan jumlah dukungan terbanyak.
Lima nama dengan jumlah dukungan terbanyak yang akhirnya menjadi Ahwa secara berurutan adalah KH.Ubaidillah Faqih dari Langitan Widang, dengan 358 dukungan, kemudian KH.Abdul Matin Jawahir dari Bejagung, Kecamatan Semanding dengan dukungan 347 suara, KH. Abu Mansur dari Tanggir Kecamatan Singgahan dengan 326 dukungan, KH. M. Husnan Dimyati dari Binangun, Kecamatan Singgahan dengan 285 dukungan dan Kiai Damanhuri dari Kecamatan Rengel dengan 276 dukungan.
Usai ditetapkan sebagai Ahwa, lima kiai ini melakukan sidang untuk menunjuk Syuriah yang akan diberi Amanah menjalankan organisasi NU untuk periode lima tahun mendatang. Dalam sidang Ahwa diputuskan memberikan amanah Syuriah PCNU Tuban pada KH. Ahsan Ghozali yang dalam tabulasi dukungan untuk menjadi Ahwa memperoleh 34 dukungan.
Setelah penunjukan Syuriah selesai, dalam sidang dipimpin PBNU tersebut dilanjutkan dengan pemilihan Ketua Tanfidziyah. Pemilihan diawali dengan memastikan jumlah Ranting dan MWC yang akan memberikan suara. Tercatat ada 20 MWC dan 269 Ranting yang hadir, dengan jumlah pemilik hak suara 450 orang.
‘’Jumlah suara terbanyak yang bisa didapat dalam pemilihan sesuai data adalah 450 ini suara,’’ ujar Nurhidayat perwakilan dari PBNU yang memimpin sidang.
Selanjutnya dilakukan pemilihan secara tertutup dengan jalan setiap pemilik hak suara menuliskan nama yang didukung untuk menjadi Ketua Tanfidziyah. Setiap MWC dipanggil untuk diberi kertas suara sesuai jumlah hak suara yang ada di MWC tersebut.
Sesuai tatib pemilihan Ketua Tanfidziyah dilakukan dengan tahap pencalonan dulu, kemudian dilanjutkan dengan tahap pemilihan. Nama calon bisa maju dalam pencalonan bila dukung oleh minimal 30 persen dari jumlah suara yang diperebutkan.
Pada tahap pencalonan muncul 10 lebih nama yang didukung, hanya yang memenuhi jumlah dukungan untuk mencalonkan hanya dua nama yakni Kiai Damanhuri dengan jumlah 240 dukungan dan KH. A. Syariful Wafa dengan 166 suara.
Karena memperoleh dukungan yang memenuhi syarat untuk maju dalam pencalonan, dua nama ini diminta naik ke panggung untuk menyampaikan kesediannya untuk dipilih menjadi calon Ketua Tanfidziyah. Kiai Damanhuri menyatakan kesediannya untuk dipilih. Sedangkan Kiai Wafa menyatakan tidak melanjutkan pada tahapan pemilihan. Karena itu, Kiai Damanhuri yang ditetapkan menjadi Ketua Tanfidziyah PCNU Tuban masa khitmat 2023-2028.
‘’Dengan ini menyatakan Kiai Damanhuri sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Tuban masa khitmat 2023-2028,’’ kata Nurhidayat.
Agenda terakhir adalah memilih formatur untuk melengkapi kepengurusan di PCNU. Anggota tim formatur adalah ketua terpilih, mantan ketua PCNU dan lima perwakilan zona yang dipilih dari masing-masing dapil. Lima perwakilan dapil itu diwakili oleh Kecamatan Tuban,Palang,Soko, Senori dan Jenu. (ril/min)