JATIMPOS.CO//TRENGGALEK- Sebanyak 21 Keluarga di Kabupaten Trenggalek menyatakan graduasi mandiri atau keluar dari Program Keluarga Harapan (PKH), Sabtu (30/11/2019).
Dengan menyatakan keluar berarti 20 keluarga yang dulunya masuk dalam kategori miskin ini, sudah menganggap dirinya mampu atau tidak layak lagi menerima manfaat dari program tersebut.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin senang mendengar hal tersebut, menurutnya dengan ada yang menyatakan keluar berarti intervensi program kemiskinan terhadap penerima manfaat selama ini tidak hanya bersifat pasif saja melainkan ada upaya aktif untuk mengajak mereka keluar dari belenggu kemiskinan.
'Saya merasa terharu dan tersanjung mereka bisa bermental optimis kedepan bawasannya saya sudah tidak layak lagi menjadi penerima manfaat PKH," ungkapnya.
"Beberapa dari mereka sudah punya usaha dan mendeklarasikan diri sebagai wisudawan yang menyatakan dirinya lolos dari kategori miskin," lanjutnya.
Kita pengennya bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan wirausahawan, yang salah satunya dari perempuan dan kita punya program tersebut yang disinkronisasi dalam Rumah Perempuan.
"Nanti kedepan para pendamping bisa melakukan koordinasi terhadap hal ini," tandas pemimpin muda Trenggalek ini.
Kepala Dinsos P3A Kabupaten Trenggalek, Ratna Sulistyowati menambahkan saat ini masyarakat kategori miskin yang mendapatkan program PKH di Trenggalek sebesar 32.683 jiwa.
Angka ini sudah jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 34.634 jiwa. Kepala Dinas Sosial PPPA ini juga berharap angka ini bisa terus turun dan masyarakat semakin sejahtera. (ays)