JATIMPOS.CO/KABUPATEN MADIUN - Untuk memberikan semangat terhadap petani tembakau milenial, Bupati Madiun, H Ahmad Dawami akan terus memberikan dukungan dan fasilitasi dengan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para petani muda milenial tersebut melalui pelatihan.

Bahkan, jika memungkinkan Bupati Madiun pun bakal mewadahi dan mendorong para pemuda ini untuk bisa memiliki produk cerutu khas Kabupaten Madiun.

Cerutu terdiri dari daun tembakau utuh kering yang digulung berlapis lapis. Kemudian dilem dan dibungkus dengan daun tembakau lagi atau sesuatu yang mengandung tembakau agar cita rasa tembakaunya terjaga.

“ Potensi anak muda milenial seperti ini terus kita dukung dan fasilitasi dengan adanya pelatihan dan apabila nanti dimungkinkan kita wadahi mereka agar kita bisa memiliki produk cerutu sendiri khas Madiun, " ungkap Bupati Madiun usai mengunjungi pemuda yang bertanam tembakau di Dusun Bodo Waluh, Desa Cermo, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jum’at (5/5/2023).

Bupati Madiun, H Ahmad Dawami meninjau tanaman tembakau di di Dusun Bodo Waluh, Desa Cermo, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jum’at (5/5/2023). (ist).

Menurut Kaji Mbing sapaan akrab Bupati Madiun dengan memanfaatkan kemampuan yang ada serta merubah mindset generasi milenial bahwa pertanian itu keren dan hebat, serta optimis bahwa ditangan generasi muda sektor pertanian pun akan lebih maju.

Buktinya, seperti yang dilakukan para pemuda milenial di Dusun Bodo Waluh, Desa Cermo, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun tersebut. Di Desa Cermo, setidaknya terdapat 16 hektar tanaman tembakau yang dikelola oleh para kaum milenial.

Aris, salah satu pemuda Dusun Bodo Waluh mengaku, dia secara mandiri dalam membeli bibit tembakau tersebut dari PT Sadana Arif Nusantara. Nantinya, setelah panen hasilnya akan dibeli lagi oleh PT tersebut.

“Untuk kualitas super harga berada di angka Rp 42 ribu. Dalam lokasi kebun yang sekitar 1/4 hektare tersebut memakai sistem pola kemitraan dengan membeli bibit dari perusahaan, dan akan dibeli langsung oleh perusahaan kembali, " ungkap Aris salah satu Petani Milenial di Desa Cermo.

Aris mengaku harga bibit untuk sekitar 18 ribu tanaman tembakau dibeli seharga Rp 800 ribu. Sedangkan pupuk ia membeli dari pemerintah berupa pupuk non subsidi seperti ZA, Urea dan Ningrat.

Bupati Madiun juga mengingatkan kepada para petani milenial tersebut agar tetap menjaga ekosistem hutan agar tidak sampai terjadi longsor akibat dari pemugaran lahan untuk menanam tembakau.

“Tanaman keras harus tetap ada, jangan menebang pohon-pohon yang sudah tumbuh besar, ini sebagai penyangga tanah, tembakau memang membutuhkan panas, jadi cukup dipapras saja ranting pohonnya, " pungkasnya. (jum).