Sidebar

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban, Esti Surahmi di ruang kerjanya.

JATIMPOS.CO/TUBAN – Pemerintah Kabupaten Tuban berhasil menurunkan angka stunting sebesar 7,1 persen. Angka ini hasil rilis dari kementerian kesehatan berdasarkan survei kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023.

Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban, Esti Surahmi bahwa angka stunting di Tuban turun dalam tiga tahun terakhir. Disebutkan pada 2021 angka stunting mencapai 25,1 persen, kemudian pada 2022 menjadi 24,9 persen. Hingga tahun 2023 berhasil turun 7,1 menjadi 17,8 persen.

“Capaian ini berkat komitmen Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky mengkolaborasikan seluruh pihak Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tuban,” terang Esti.

Selanjutnya, target prevalensi stunting nasional 14 persen di 2024, pihaknya terus menggencarkan intervensi khusus sejak hulu. Di antaranya meningkatkan program edukasi ke berbagai kelompok masyarakat. Seperti remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu pascamelahirkan, orang tua dengan bayi di bawah dua tahun dan bayi di bawah lima tahun.

Menurut Esti Surahmi, Dinkes P2KB Tuban secara aktif mengampanyekan penerapan 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Salah satunya dengan mendeklarasikan Kabupaten Tuban sebagai layak Open Defecation Free (ODF), serta melaksanakan berbagai langkah intervensi lainnya.

Untuk tercapainya target tersebut, khususnya ibu hamil disarankan mengonsumsi makanan-makanan tinggi protein seperti ikan. (min)