JATIMPOS.CO/BOJONEGORO - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawasa mengunjungi komunitas warga Samin di Dusun Jipang, Desa/Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro. Ajaran Samin Surosentiko Bojonegoro, Jawa Timur, ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan RI.


Sertifikat penetapan itu diserahkan langsung Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa kepada sesepuh Samin generasi ke IV, Mbah Harjo Kardi, dalam rangkaian kunjungannya ke Kampung Samin di Dusun Jipang, Desa/Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (23/2/2020).

Dalam kunjungannya ini Khofifah mengajak melestarikan budaya leluhur Samin yang terkenal dengan lima pitutur luhurnya.

Lima pitutur luhur itu adalah: 1. Laku Jujur, sabar, Trokal, lan Nrimo. 2. Ojo Dengki Srei, Dahwen Kemeren, Pekpinek Barange Liyan. 3. Ojo mbedo Mbedakno sapodo padaning urip, kabeh iku sedulure dewe. 4. Ojo waton omong, omong sing nganggo waton. 5. Biso Roso Rumongso.

Dalam sejarah tersebut perlu diketahui bahwa pokok ajaran Samin adalah sebagai berikut: Agama adalah senjata atau pegangan hidup. Paham Samin tidak membeda-bedakan agama, oleh karena itu orang Samin tidak pernah mengingkari atau membenci agama. Yang penting adalah tabiat dalam hidupnya. Jangan mengganggu orang, jangan bertengkar, jangan suka iri hati, dan jangan suka mengambil milik orang. Bersikap sabar dan jangan sombong. Manusia hidup harus memahami kehidupannya sebab hidup adalah sama dengan roh dan hanya satu, dibawa abadi selamanya.

Menurut orang Samin, roh orang yang meninggal tidaklah meninggal, namun hanya menanggalkan pakaiannya. Bila berbicara harus bisa menjaga mulut, jujur, dan saling menghormati. Berdagang bagi orang Samin dilarang karena dalam perdagangan terdapat unsur “ketidakjujuran”. Juga tidak boleh menerima sumbangan dalam bentuk uang. Secara umum, perilaku orang Samin/ 'Sikep' sangat jujur dan polos tetapi kritis.

“Salah satu pitutur luhur yang sangat penting dibudayakan di masyarakat saat ini dengan banyaknya kabar bohong atau hoax adalah Ojo Waton Omong, Omong Sing Nganggo Waton. Ini merupakan pitutur yang punya arti jangan asal omong, sekali bicara yang bermakna kuat,” kata Kofifah Indarparawansa.

"Salah satu pitutur luhur Samin yang mengajak kita semua tidak asal omong doang, atau asbun, asal bunyi. Tapi sekali bunyi maka berbobot. Ini juga sesuai dengan kata hadis nabi kita, berkatalah yang baik, jika tidak bisa berkata baik maka diamlah", ujar Khofifah dalam sambutannya.

Khofifah mengatakan warisan budaya Samin merupakan ajaran budaya tak berbenda. Ke depan Khofifah berharap Dinas Pariwisata dan Budaya kabupaten Bojonegoro berkolaborasi dengan Pemprov Jatim, tidak hanya melestarikan saja budaya lokal, tapi juga memviralkan budaya lokal termasuk budaya ajaran suku samin.

"Kita semua punya tugas mengeksplore kearifan lokal yang salah satunya ajaran budaya samin. Untuk Dinas Pariwisata dan Budaya Bojonegoro bersambung ke Dinas Pariwisata Budaya Pemprov tidak hanya bisa menguri uri budaya lokal tapi harus bisa memviralkan kearifan budaya ini," kata Khofifah.

Silaturahmi Khofifah ke kampung samin ini sekaligus pengukuhan keluarga sedulur sikep samin oleh gubernur Khofifah dan Bupati Anna Muawanah dengan ditandai pengalungan selendang dan udeng kepala yang dilakukan oleh tokoh sesepuh Samin, mbah Harjo Kardi Samin yang merupakan sesepuh keturunan keempat Keluarga samin.

Sementara itu, pemprov jatim juga memberikan bantuan berupa alat tenun, alat musik gamelan, bantuan PKH, serta bantuan keuangan khusus yang diterima olek pemdes Desa Margomulyo dan masyarakat miskin.

Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah mengatakan bahwa pemkab Bojonegoro telah merespon program-program provinsi yang dari pusat termasuk RPJMD. Perlu diketahui di Bojonegoro sudah terbentuk 65 orang pendamping desa se-Kabupaten Bojonegoro.

Hadir dalam kegiatan silaturahmi ini, Bupati Bojonegoro Anna Muawanah, Kapolres AKBP M. Budi Hendrawan, Dandim 0813, serta para OPD dari Pemerintah Jatim dan Kabupaten Bojonegoro dan tidak ketinggalan pihak Perhutani Jawa Timur beserta jajarannya termasuk Perum Perhutani KPH Ngawi yang kebetulan tempat kunjungan Gubernur Jawa Timur ini di lahan Perhutani.

Setelah itu rombongan melanjutkan ke hutan petak 5c, RPH Kaligede, BKPH Kedawak Utara, Perhutani KPH Ngawi. Lokasi ini merupakan lokasi tanaman pangan berupa tanaman Jagung milik warga Samin yang telah siap panen musim pertama.

Dilokasi ini Gubernur Jatim dan tamu undangan Provinsi Jatim serta Kabupaten Bojonegoro melakukan ‘Panen Raya Jagung’. Hasil panen raya jagung tersebut merupakan kerjasama antara masyarakat Samin dengan Perum Perhutani KPH Ngawi. Dan petani masyarakat tersebut  sudah masuk dalam oragnisasi Lembaga Masyarakat Desa Hutan ‘Margowono Lestari’. (met)