JATIMPOS.CO/KOTA MALANG - Info Malang Raya (IMR) Independen dan Objektif sudah tidak beredar lagi di dunia maya sejak tanggal 1 Desember 2020. Info Malang Raya yang dikenal dengan sebutan IMR dalam kiprahnya banyak membantu masyarakat umum lewat aksi sosialnya. Beberapa pengurus yang tergabung di Info Malang Raya (IMR) berlatar belakang sebagai praktisi pendidikan, aktivis perempuan dan anak, relawan sosial kemanusiaan, jurnalis, karyawan, pewirausaha dan lain-lain.
Sejak Facebook menonaktifkan grup Info Malang Raya, maka publikasi dan sosialisasi dalam ranah sosial kemanusiaan menjadi terkendala. Hal tersebut juga berdampak pada terhambatnya proses transfer informasi yang disampaikan kepada masyarakat umum.
Salah satu admin IMR saat dikonfirmasi membenarkan bahwa grup IMR sementara sedang dinonaktifkan. Facebook menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi terhadap report atau laporan yang telah masuk. IMR dinilai telah melanggar kebijakan tentang unsur ketelanjangan serta eksploitasi seksual anak.
"Kami ingin mengetahui sejauh mana investigasi yang dilakukan oleh pihak Facebook? Grup kami dinonaktifkan karena alasan ketelanjangan dan eksploitasi seksual anak, bagaimana mungkin sedangkan kami punya program sosialiasi terkait pendidikan anak usia dini, dimana program tersebut memberikan edukasi kepada anak-anak dan orangtua agar terhindar dari kejahatan seksual, perundungan, ancaman dan lain sebagainya." tegasnya.
Jika grup IMR dinon aktifkan dengan alasan memuat konten ketelanjangan dan eksploitasi seksual anak, bagaimana dengan grup publik yang menayangkan video semi porno yang beredar luas. Kami sangat selektif dalam memposting dan memfilter konten untuk dibagikan. Jika memang ada temuan terkait ketelanjangan dan eksploitasi seks, maka tunjukkan pada kami." ucap Rudi yang sehari-harinya berprofesi sebagai wartawan.
Kami membangun dan memelihara grup ini mulai tahun 2016 sampai 2020 beranggotakan hampir 500ribu orang ini bukan hal yang mudah. Kami berkomitmen memberikan dukungan kepada usaha kecil menengah dengan membuka kesempatan kepada anggota grup bisa menawarkan dagangannya di grup tersebut.
Lalu, kalau sudah dinonaktifkan tanpa alasan yang jelas begini, bagaimana kami bisa memanfaatkan grup tersebut untuk hal-hal positif lagi? banyak masyarakat yang menantikan informasi dari kami, kami sangat berharap bisa melanjutkan pelayanan untuk masyarakat dengan program-program yang edukatif, dengan konten yang informatif ditengah maraknya isu hoax yang beredar ditengah masyarakat. Perlu kami sampaikan bahwa, IMR secara langsung aktif membantu sosialisasi dari aparat kepolisian, pemerintah dan membantu UMKM.
Sampai saat ini, admin IMR menunggu jawaban dari pihak Facebook Indonesia, dua tim facebook bernama Andini dan Alex juga merespon upaya banding dari IMR. Kami meminta agar Grup Info Malang Raya (IMR) Independen dan Objektif segera diaktifkan kembali, namun jawaban keduanya menyatakan bahwa grup sedang dalam peninjauan. Intinya kami bersabar." ujar Rudi sambil menunjukan jawaban banding dari tim analyist Facebook Indonesia kepada awak media.
Kami tim IMR memohon maaf kepada seluruh anggota Grup Info Malang Raya (IMR) Independen dan Objektif yang kehilangan kesempatan untuk sharing gagasan, berbagi berita kehilangan, berita kecelakaan, tidak bisa lagi berdakwah dan berdiskusi di IMR bahkan banyak yang kehilangan kesempatan untuk menawarkan dagangannya. Terutama kepada para relawan kemanusiaan yang bertanya-tanya kepada kami, kemana grup IMR yang selama ini program-programnya menyentuh masyarakat miskin? Melalui berita ini kami menyampaikan bahwa grup IMR sedang dinon aktifkan dan sedang dalam peninjauan oleh pihak facebook.
"Saya berpesan untuk orang-orang yang mereport Grup IMR ini agar ke depan lebih bijak dalam menggunakan sosial media, karena semua tindakan kita ada pertanggungjawabannya" pungkas pria bernama lengkap, Rudi Harianto. (yon)