JATIMPOS.CO/NGANJUK - Vaksinasi COVID-19 di Nganjuk masih berlangsung menyasar petugas pelayanan publik. Peserta vaksinasi masih ada yang takut efek samping vaksinasi atau disebut Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Pemkab Nganjuk telah mengantisipasi KIPI sehingga masyarakat diminta tidak takut divaksin.

Dikutip dari "Frequently Asked Question Seputar Vaksinasi COVID-19" yang diterbitkan Kementerian Kesehatan, disebutkan "Secara umum, efek samping yang timbul dapat beragam, pada umumnya ringan dan bersifat sementara, dan tidak selalu ada, serta bergantung pada kondisi tubuh. Efek simpang ringan seperti demam dan nyeri otot atau ruam ruam pada bekas suntikan adalah hal yang wajar namun tetap perlu dimonitor."

Selanjutnya dikatakan "Melalui tahapan pengembangan dan pengujian vaksin yang lengkap, efek samping yang berat dapat terlebih dahulu terdeteksi sehingga dapat dievaluasi lebih lanjut. Manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit karena terinfeksi bila tidak divaksin."

Pemerintah telah siap mengantisipasi dan menangani KIPI. Disebutkan bahwa "Apabila nanti terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), kita sudah ada Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI maupun komite di setiap daerah untuk memantau dan menanggulangi KIPI."

Terkait hal itu, dr. Tien Farida Yani, MMRS selaku Wakil Direktur RSUD Nganjuk mengatakan ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meringankan apabila mengalami efek samping yaitu dengan mengonsumsi air putih lebih banyak dan makan teratur. Kemudian mengompres dingin di bagian yang sakit maupun mengonsumsi obat pereda nyeri.

"Seperti Paracetamol, sesuai anjuran dokter dan beristirahat yang cukup dengan tidur sekitar tujuh hingga sembilan jam setiap malam," katanya

Ia menambahkan, lebih dari 400 orang yang telah divaksin di RSUD Nganjuk memang ada beberapa KIPI. Misalnya pusing, mual. Akan tetapi tidak ada keluhan berat dan perlu penanganan lebih.

“Karena vaksin ini baru, maka respons setiap tubuh orang berbeda-beda. Terjadi KIPI-pun ringan. Padahal kita sudah memvaksin mereka beresiko tinggi komorbid seperti diabet, jantung, hipertensi, epilepsi, tiroid, sakit ginjal tetapi tidak membahayakan” jelasnya.

Lebih lanjut dokter berhijab ini berpesan kepada masyarakat tidak perlu takut mengikuti vaksinasi COVID-19. Sebab bertujuan guna membentengi diri sendiri dan masyarakat sekitar agar tidak tertular.

Selanjutnya, jika terjadi reaksi yang berlebih setelah mendapatkan vaksin COVID-19, bisa untuk segera menghubungi kontak dokter yang tertera pada lembaran yang diberikan usai vaksinasi guna untuk mendapatkan penanganan.

“Apapun keluhannya, silahkan lapor ke petugas yang ada di contact person. Kalau misalnya keluhannya berat, pasien langsung bisa dibawa ke IGD dengan membawa bukti kartu vaksin,” tutupnya. (her/hms)