JATIMPOS.CO/KABUPATEN MALANG - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat, hingga saat ini ada 1.247 ekor ternak sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Informasi ini diperoleh melalui surat Dinas Peternakan Jawa Timur kepada Gubernur Khofifah no : 524.3/5201/122.3/2022 terbit pada tanggal 5 Mei 2022.

Setelah dinyatakan bebas pada tahun 1990 oleh OIE (Office Des Internasionale Epizootic), PMK kembali menyerang hewan ternak di Indonesia.

Penyakit ini sangat menular pada hewan ternak yang berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing, domba serta babi.

Pusat Veterinaria Farma melalui uji sampel suspect PMK menyatakan wabah PMK dibeberapa daerah di Jatim terkonfirmasi positif.

“Sehubungan adanya outbreak (wabah) penyakit menular yang telah menyerang 1247 ekor ternak sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto Provinsi Jawa Timur dan telah terkonfirmasi positif penyakit mulut dan kuku melalui surat Kepala Pusat Veterinaria Farma No.: 05001/PK.310/F4.H/05/2022 tanggal 5 Mei 2022 tentang hasil uji sampel suspect PMK,” tulis Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Indyah Aryani, dalam surat edarannya perihal laporan kejadian Penyakit Menular Akut pada Ternak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur.

Dalam surat tersebut pada poin 1 Dinas Peternakan menjelaskan bahwa tingkat penularan 90-100% dan mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi.

“Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah Penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan 90-100% dan kerugian ekonomi sangat tinggi,” jelasnya.

Pada point ke-2 pada s tersebut juga memaparkan tanda klinis penyakit PMK tersebut. Tanda-tanda klinis penyakit PMK disebutkan bahwa terdapat demam tinggi 39-41° Celcius, keluar lendir dari mulut disertai busa, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, luka-luka hingga kuku terlepas, pincang, sulit berdiri, nafas cepat, produksi susu menurun serta membuat tubuh hewan tersebut menjadi kurus.

“Tanda Klinis penyakit PMK adalah demam tinggi 39-41° Celcius, keluar lendir berlebihan dari Mulut dan berbusa; luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah; tidak mau makan ; pincang ; luka pada kaki yang diakhiri lepasnya kuku; sulit berdiri; gemetar; nafas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus,” ujarnya.

Dalam surat Dinas Peternakan Jawa Timur kepada Gubernur Khofifah pada poin ke 4 memaparkan tentang kronologis masuknya wabah PMK.

Berikut kronologi temuan wabah PMK di Jawa Timur:

Kronologis outbreak (wabah)

  1. Kasus pertama dilaporkan di Kabupaten Gresik pada tanggal 28 April 2022 sebanyak 402 ekor sapi potong tersebar di 5 Kecamatan dan 22 Desa
  2. Kasus kedua terlaporkan tanggal 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan 102 ekor sapi potong yang tersebar di 3 Kecamatan dan 6 desa; selanjutnya ditemukan di Sidoarjo sebanyak 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau yang tersebar di 11 Kecamatan dan 14 Desa.
  3. Kasus ketiga terlaporkan pada tanggal 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto sebanyak 148 ekor sapi potong yang tersebar di 9 Kecamatan dan 19 Desa
  4. Outbreak (wabah) yang telah menyerang 1247 ekor di 4 Kabupaten tersebut memiliki tanda klinis sesuai penyakit PMK. (yon)