JATIMPOS.CO/SUMENEP - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sumeneo, Madura, Jawa Timur, Akis Jasuli soroti kinerja Puskesmas Batang-Batang. Hal itu berkaitan atas dugaan petugas yang lalai.
Akis Jasuli menyampaikan, pihaknya sudah mewanti-wanti agar kualitas pelayanan kesehatan di Sumenep harus maksimal kepada masyarakat.
Ia mengaku terkejut jika ada insiden tak mengenakkan yang terjadi di Puskesmas Batang-Batang yang ramai menjadi bahan perbincangan publik baru-baru ini.
Menurut politisi Nasdem ini, insiden meninggalnya seorang bayi usai dilakukan pengecekan darah oleh petugas medis disana tentunya tidak menjadi harapan bagi keluarga bayi utamanya masyarakat lainnya.
Guna meengklarifikasi persoalan tersebut, pihaknya akan segera memanggil pihak Puskesmas untuk mendalami insiden itu sehingga publik bisa paham atas apa yang sebenarnya terjadi.
"Nanti, dalam waktu dekat kami akan panggil pihak Puskesmas," ujar Akis Jasuli. Jumat, 24 November 2023.
Padahal, kata Akis, salah satu yang menjadi pembahasan prioritas di komisinya yakni pelayanan kesehatan. Sehingga masyatakat Sumenep mendapat layanan yang tidak setengah-setengah apalagi ada dugaan malpraktik atau semacamanya.
"Jadi apapun keluhan masyarakat mengenai pelayanan lesehatan, maka harus menjadi bahan evaluasi untuk lebih ditingkatkan," imbuhnya
Kendati demikian, pihaknya ikut prihatin manakala kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Batang-Batang masih jauh dari harapan. Apalagi hingga menyebabkan hilangnya seorang bayi dari ibu Rumnaini.
Karena itu, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan setiap pelayanan kesehatan di Sumenep, agar dugaan insiden itu tidak terulang kembali kedepannya.
"Sehingga, praktik yang diduga terjadi sebelumnya tidak terulang kembali apalagi hingga menyebabkan kematian seseorang," tegasnya.
Sekadar diketahui, bayi dari Rumnaini, warga Dusun Mojong, Desa Tamidung, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang lahir sehat di Puskesmas Batang-batang, Rabu (15/11/2023) malam, meninggal dunia setelah diambil darahnya untuk kebutuhan tes laboratorium, Sabtu (18/11/2023).
Usai pengambilan darah, pihak Puskesmas memperbolehkan si bayi pulang. Nahas, setibanya di rumah pada hari sabtu malam minggu hingga senin malam, tubuh anak kedua Rumnaini tersebut mengalami demam hingga drop.
Melihat kondisi tersebut, orang tua korban kembali membawa bayinya ke Puskesmas Batang-batang. “Pihak Puskesmas menyampaikan ketidakmampuannya sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Kalianget,” ungkap ibu korban.
Sayangnya, pihak RSI Kalianget pun juga merujuk ke RS di Sampang karena keterbatasan peralatan yang dimiliki. Keluarga korban pun membawanya ke salah satu rumah sakit di Sampang. Namun di tengah perjalanan, tepatnya di Kabupaten Pamekasan, nyawa bayi tersebut sudah tidak tertolong.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Puskesmas Batang-batang, dr. Fatimatus Insoniyah, mengungkapkan, pihaknya sudah menjalankan sesuai prosedur dalam pengambilan sampel darah bayi Rumnaini.
“Cara pengambilan sampel darah, kami sudah bekerja sesuai dengan SOP, kami sudah bekerja dengan prosedur, petugas kesehatan yang melakukan sudah lengkap, sudah punya SPM, juga sudah punya wewenang klinis,” kata Fatimatus saat dikonfirmasi media melalui sambungan teleponnya.
Menurut dia, pengambilan sampel darah atau dikenal dengan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) sudah dilakukan sesuai prosedur. Mulai dari pemberian perban hingga penyuntikan di bagian tumit bayi. Kemudian, setelah itu ditutup diiringi dengan pemberian alkohol. (dam)