JATIMPOS.CO/PAMEKASAN - Berangkat dari keprihatinan dengan banyaknya peredaran narkoba di Jawa Timur, khususnya Madura, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, mengajak seluruh masyarakat untuk memerangi narkoba.
Dari data yang dikeluarkan Badan Narkotika Nasional (BNN), hampir setiap hari pengguna narkoba meninggal sekitar 40 orang atau 1,4 juta tiap tahun.
Sementara di Jawa Timur merupakan pengguna dan pengedar terbesar di Indonesia. Dan faktor Madura yang membuat Jatim menjadi yang terbesar.
Hal itu disampaikan Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam dalam memberikan pengarahan acara talkshow dan launching Rehab Smart yang diselenggarakan Lembaga Kesehatan dan Ketergantungan Obat GHANATION di Mandhepa Agung Ronggosukowati, Selasa (11/02).
"Karenanya, menurut saya strategi yang harus kita lakukan adalah gempur bareng-bareng, gempur dan tidak akur. Alim ulama, ormas oyo selipkan ketika berdakwah tentang bahaya narkoba termasuk juga stakeholder yang lain melakukan hal yang sama," katanya.
Faktor Madura menjadi penyebab Jawa Timur nomor satu peredaran narkoba secara nasional menurutnya berbanding terbalik dengan keberadaan jumlah pesantren, guru ngaji bahkan jumlah mesjid, madrasah Diniyah dan lembaga lainnya terbanyak di Indonesia.
"Mestinya karena banyaknya mesjid, lembaga pendidikan, pesantren, madrasah Diniyah, pengajian-pengajian di Jawa Timur orang seharusnya akhlaknya lebih baik dibanding provinsi lain di Indonesia. Ini aneh karena Jatim menjadi peredaran narkoba terbesar di Indonesia," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengajak semua masyarakat untuk berperang menggempur peredaran narkoba di Madura.
Tampak hadir dalam acara itu Wakil Bupati Pamekasan, perwakilan Forkopimda se Madura, Ketua BNK se Madura, Ka Lapas Narkotika dan Ka Lapas Klas IIA Pamekasan, Ulama dan tamu undangan lainnya. (bw)